Salah satu puisi pembuka adalah rindu. Di sebuah senja kala itu. Ketika rona cahayanya yang kian menipis. Sebuah pertemuan kala itu cukup meninggalkan rindu.
“pertemuan-pertemuan yang terjadi setelah pertemuan pertama.
Selayaknya pupuk bagi rindu dan cintaku.
Akarnya yang semakin menancap dan semakin dalam.
Setiap kali aku bersua di keheningan malam”