Pasangan muda Pinneberg dan Lämmchen, serta bayi mereka, berjuang untuk bertahan hidup di masa sulit. Dipecat dari pekerjaan di sebuah kota kecil, mereka pergi ke kota besaar. Berlin 1932, dengan jalanan penuh preman-preman Nazi. Mereka harus menghadapi majikan yang menyusahkan, yang hanya memikirkan bagaimana memeras pekerja agar menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Jika tidak, ancaman pemecatan kembali di depan mata. Bisakah mereka bertahan? Bisakah cinta menolong mereka? Sebuah karya klasik Jerman yang mengantarkan Hans Fallada sebagai penulis sensasional global.
Taman Moooi Pustaka, merupakan sebuah inisiatif yang khusus menerbitkan karya terjemahan dari berbagai khasanah, dan diterjemahkan dari bahasa aslinya.
Hans Fallada terlahir dengan nama Rudolf Wilhelm Friedrich Ditzen, 21 Juli 1893. Nama penanya berasal dari kombinasi dua karakter dalam dongeng-dongeng Grimm, yakni Hans di dongeng Hans im Glück, serta Fallada, si kuda yang bicara dalam dongeng Die Gänsemagd. Kesuksesannya sebagai penulis dimulai dengan Kleiner Mann - was nun? (Lelaki Malang, Kenapa Lagi?), 1932, meskipun dibayangi menguatnya Nazi di masa itu.
Selama Hitler berkuasa sejak 1933, karya-karyanya terpaksa dipotong di sana-sini. Dengan segala kesulitan di masa itu, ia tetap tak mau meninggalkan Jerman, mengaku tak bisa membayangkan hidup di negeri asing atau menulis dalam bahasa lain. Keputusan ini banyak mendapat kritik dari rekan-rekannya yang berhasil pergi, menganggapnya telah berkompromi dengan penguasa. Meskipun begitu, saat memperoleh kesempatan menulis propaganda Nazi, ia malah mempergunakan kesempatan itu untuk menulis otobiografi yang banyak mengkritik kehidupan saat itu. Sesuatu yang bisa membuatnya dihukum mati, seandainya pada Desember 1944, pemerintahan Nazi tidak ambruk.
Hans Fallada meninggal pada 5 Februari 1947.