Bisnis keluarga dikenal dengan budayanya yang khas dan kuat yang sangat dipengaruhi oleh visi, gaya, dan nilai-nilai pendirinya serta dipelihara dengan cermat dari generasi ke generasi. Budaya perusahaan keluarga mengikat karyawan pada tujuan bersama sehingga mereka menjadi karyawan yang loyal dan stabil. Jika dikelola dengan baik, budaya yang kuat ini dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi bisnis keluarga dalam upaya mempertahankan talenta terbaik mereka dalam mencapai tujuan jangka panjang yang berkelanjutan.
Merintis bisnis keluarga bukanlah hal yang terlalu sulit namun yang lebih penting adalah bagaimana menjalankan bisnis keluarga untuk mampu bertahan lintas generasi. Hal inilah yang menjadi pemantik awal penulisan naskah buku ini. Penulis buku ini melihat bahwa hanya sedikit bisnis keluarga yang mampu bertahan lintas generasi. Beberapa bisnis yang semula berkembang dengan baik justru hanya bertahan pada generasi pertama, untuk kemudian mengalami keruntuhan pada generasi berikutnya.
Buku yang anda pegang ini memberikan segala hal yang diperlukan dalam upaya merintis, membangun, dan mempertahankan bisnis keluarga agar mampu bertahan lintas generasi berdasarkan pengalaman mereka yang telah sukses membangun bisnis keluarga dan juga mengacu pada berbagai hasil studi ilmiah yang pernah dipublikasikan.
Nugroho B. Sukamdani lahir di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1959. Jenjang pendidikannya meliputi kursus singkat di Engineering Technology, University of California, Los Angeles, AS (lulus 1983); Bachelor in Electrical Engineering, Northeastern University, Boston, AS (lulus 1986); Master of Business Administration, European University, Antwerpen, Belgia (lulus 1990); PGL1 Graduate School of Business, Harvard Business School, Harvard University, Boston, AS (lulus 1997); Doctor of Economics, Takushoku University, Tokyo, Jepang, dengan disertasi berjudul “A Critical Assessment of Private Business Practices in Indonesia” (lulus 2003); Profesor Madya dari Kopertis Wilayah III, Fakultas Ekonomi, Universitas Sahid, Jakarta (lulus 2012); dan Profesor Kehormatan “Silk Road” International University of Tourism, Samarkand, Uzbekistan (2018).
Penulis memiliki pengalaman mengajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi, meliputi dosen tamu “Asia at the Crossroads: Challenges & Opportunities” di Harvard University, Boston, AS (1999); dosen tamu di Ritsumeikan Asia Pacific University, Beppu, Jepang (2003); dosen tamu di Campus Asia Education Forum, Jakarta (2009); dosen tamu “Management of Entrepreneurship” di Program Magister, Universitas Padjadjaran, Bandung (2010); dosen tamu “Creativity and Innovation” di Diklat Dasar Instruktur Produktivitas, Balai Besar Peningkatan Produktivitas, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2010); dosen tamu “Entrepreneurship” di Magister Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta (2012–2016); dosen tamu “Entrepeneurship, Key to Success” di Executive Class STP Sahid, Jakarta (2014); dosen tetap di Program Magister dan Doktoral, Universitas Sahid, Jakarta (2014–sekarang); dan dosen tamu “Silk Road” International University of Tourism, Samarkand, Uzbekistan (2018).
Dalam ranah bisnis, Nugroho memulai usaha di bidang pembuatan produk rotan untuk ekspor (1986) dan pengembangan manufaktur pembangkit listrik mikrohidro untuk perdesaan di Indonesia (1987). Kemudian, kariernya berlanjut dengan menjadi Asisten Eksekutif Presiden Sahid Group (1989); Wakil Presiden Sahid Inti Dinamika Properties (1991); Presiden Blue Pacific Enterprises (1992); Direktur Sahid Hotels (1993); President Direktur PT Sahid Visantara Tourindo (1993); Wakil Presiden Sahid Group of Companies (1996); Wakil Presiden PT Empu Sahid Holding International (1997); President Direktur PT Sahid Inti Dinamika (1998); Wakil Presiden Komisaris PT Hotel Sahid Jaya International (1998); Wakil Presiden Komisaris PT Sahid International Hotel Management & Consultant (2009); dan pemilik Griyadi Blue Pacific Hotel (sejak 2010). Dia kini menjabat Chairman of Sahid Jaya Foundation.
Selain menjadi pebisnis, Nugroho adalah pemegang sabuk hitam di Shotokan Karate of Japan; pemain kibor Professors Band, yang pernah tampil di Java Jazz Festival (2009, 2010, dan 2012) serta Jazz Club TVRI (2010); seorang audiofil, travel enthusiast, serta gemar menyelam dan melukis.