Semakin banyaknya perempuan dan anak-anak yang menjadi korban, membuat kita harus semakin mawas diri. Pikiran ‘negatif ’ pun kadang muncul di benak banyak pihak, khususnya pada kaum perempuan, bahwa sistem demokrasi telah gagal memberikan jaminan kesetaraan dan perlindungan kepada kelompok masyarakat lemah, termasuk kaum wanita dan anak-anak.
Hal ini tidak hanya di Indonesia, dan negara berkembang lainnya, bahkan di Amerika Serikat (AS) yang katanya menjadi negara paling demokratis pun wanita dan anak-anak berada pada kondisi yang ‘terancam’. Lebih dari 22 juta wanita di AS pernah mengalami tindak pemerkosaan dalam hidup mereka (National Intimate Partner and Sexual Violence Survey 2010).
Berdasarkan perhitungan dari National Crime Victimization Survey pada tahun 2012, ancaman terhadap kaum perempuan bukan saja terjadi di AS, tetapi bisa ditemukan di negara-negara yang mempunyai ideologi atau dasar hukum yang berbeda.
Di Tanah Air kita yang tercinta ini, kekerasan seksual terhadap wanita dan anak anak menjadi persoalan yang belum pernah selesai. Dari waktu ke waktu, kuantitas dan kualitas kekerasan terus mengalami peningkatan.
Buku ini mengkaji dari Perspektif Ilmu Kedokteran Forensik.
AKBP Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F. Kelahiran Jakarta, 23 Agustus 1970 ini menyelesaikan pendidikan kedokteran umum pada tahun 1997, selanjutnya menempuh pendidikan kepolisian (Sepa PK V) pada tahun yang sama. Minatnya pada dunia forensik mendorongnya untuk menempuh (S2) Spesialis Ilmu Kedokteran Forensik dan Doktor (S3) pada bidang yang sama.
Lulusan Selapa 2010 ini juga mengikuti berbagai kursus dan workshop bidang forensik baik di dalam maupun di luar negeri. Istri dari Dr. Hary Tjahjanto, Sp.OG ini juga menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi. Dalam sejumlah kejadian yang berkaitan dengan tugas Polri di bidang DVI, ia selalu dilibatkan.