Terlahir dari keluarga yang penuh daya hipnosis. Saat ia duduk di kelas tiga sekolah dasar, ibunya pernah berkata, “Pengucapan Bahasa Inggrismu bagus!” Ayahnya berujar, “Kamu jadi guru saja.”
Penulis tidak berpikir bahwa itu sugesti yang kuat pada awalnya, bahkan sempat membuatnya tidak sependapat dengan perkataan orangtuanya. Kesan tidak menyenangkan menjadi seorang guru yang membuatnya menentang: siswa yang tidak tertib, penghasilan tidak sepadan, tekanan pekerjaan, dan lain-lain.
Namun, kemudian memang itulah yang terjadi. Tahun 1998, krisis moneter memaksanya belajar Bahasa Inggris lebih intensif dan tahun 2000 karena kecintaannya pada bahasa ini, tentu dengan tidak mengesampingkan kecintaannya pada Bahasa Indonesia, ia mulai mengajar di sebuah lembaga bahasa.
Selain terus mempelajari Bahasa Inggris, ia juga mulai belajar psikologi pendidikan. Sampailah ia pada pembahasan tentang suggestopedia, sebuah metode pengajaran bahasa yang disusun oleh psikolog Bulgaria, Georgi Lozanov. Sebuah metodologi yang “memanipulasi” pikiran bawah sadar peserta yang mengorkestrasikan isi (contents) pelajaran dan konteksnya (context). Hal ini menggiringnya dalam pencarian terus menerus yang kemudian menemukan quantum teaching, quantum learning, accelerated learning, learning revolution, dan mengenal NLP (Neuro Linguistic Programing), sebuah teknologi yang menggunakan
bahasa untuk pemrograman pikiran.
Usai menamatkan S1 di FKIP Bahasa Inggris, ia berpikir harus hijrah ke tempat yang lebih besar, serta harus kembali mengembangkan zona nyaman demi pengembangan diri dalam dunia pelatihan dan pendidikan. Sebuah perusahaan asuransi jiwa multinasional menjadi tempat persinggahan berikutnya.
Beberapa temannya sudah tersertifikasi sebagai praktisi NLP meskipun ia menemukan bahwa pemahaman NLP-nya tidak sama dengan yang mereka sampaikan. Kembali ia terpacu untuk terus mencari dan sampailah pada hipnosis. Ia banyak dipengaruhi buku-buku Adi W. Gunawan karena saat itu buku yang membahas tentang hipnosis hanya buku-bukunya. Saat ini sangat banyak buku tentang hipnosis yang dapat kita temukan.
Saat sedang menamatkan S2 dalam Manajemen Keuangan Syariah saya memulai petualangan dalam bidang hipnosis. Memulai dari tranzworks bersama Awie Suwandi, lalu bergabung dengan Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH) dan senang mendapatkan Yan Nurindra sebagai pembimbingnya. Di IBH, ia tergabung menjadi salah satu instruktur. Tidak selesai di sana, ia terus mencari dan menemukan Ericksonian Hypnotherapy. Yang terakhir ini yang banyak mempengaruhi buku ini. Hipnosis yang digunakan secara elegan dan dapat membantu banyak orang dengan keluwesannya. Pertama kali ia belajar Ericksonian Hypnotherapy, ia membuat goal settingdengan panduan pembimbing, Asep Haerul Gani. Ada beberapa target pencapaian yang dibuatnya pada saat itu, salah satunya buku yang ada di tangan Anda ini. Dalam kondisi hipnosis, ia mengatur pikirannya bahwa satu buku saya harus sudah terbit sebelum Oktober 2010. Berhasil! Teknik-teknik hipnosis telah membantunya mewujudkan mimpinya.