Sarasamuscaya pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa kuno dan kemudian diterjemahkan pula ke dalam bahasa Indonesia, merupakan salah satu kitab suci Hindu.
Di dalam buku "History of Sanskrit Literature" terdapat keterangan yang menyatakan bahwa Sarasamuscaya ditulis sebagai pujian oleh Ratnakara, sedangkan menurut lontar, Sarasamuscaya itu sendiri menyebut-nyebut nama Wararuci sebagai penulisnya. Bila benar bahwa Wararuci adalah Ratnakara, yang dalam sejarah sastra juga dikenal dengan sebutan Katyayana, adalah salah satu pujangga besar, yang hidup sekitar abad ke-5 SM. Banyak yang menyebut namanya, salah satunya adalah Patanjali, sastrawan raja Wikramaditya.
Meskipun dikatakan sebagai kitab suci Hindu, akan tetapi isi yang terkandung di dalamnya membawa pesan-pesan moral yang bersifat universal bagi seluruh umat manusia.
Sarasamuscaya first translated into ancient Javanese language and then be translated into Indonesian, is one of the Hindu scriptures.
In the book "History of Sanskrit Literature" are stating that Sarasamuscaya written as a compliment by Ratnakara, while according to the ejection, Sarasamuscaya itself mention Wararuci name as the author. If it is true that Wararuci is Ratnakara, which in the history of literature is also known as Katyayana, is one of the great poet, who lived around the 5th century BC. Many have mentioned his name, one of which is Patanjali, writer Wikramaditya king.
Although said to be a Hindu scripture, but the content contained in it carries a moral message that is universal to all mankind.