(18+) Chao Xing tidak pernah menganggap jika dirinya seorang Putri. Untuk apa dia berpikir seperti itu jika ayahnya sendiri-Yang Mulia Raja Jian Guo membuangnya dari istana sejak dia berumur tiga hari. Sang Raja begitu marah, menganggap kelahiran Chao Xing sebagai pembawa sial hingga menyebabkan kematian selir kesayangannya yang tidak lain adalah ibunda dari Chao Xing. Dalam pengasingannya Chao Xing tumbuh besar, hidup layaknya rakyat jelata bersama dengan ibu asuhnya. Dalam pengasingan itu juga ia dipertemukan dengan seorang pria ramah dan baik hati bernama Zian, namun Zian pun pergi tanpa kata saat Chao Xing berumur 12 tahun. Walau telah kembali tinggal di dalam istana dan menyandang status 'Puteri' sikap Chao Xing sama sekali tidak berubah. Dia tetap keras kepala, seenaknya bahkan dicap pembangkang hingga membuat saudara-saudaranya yang lain kalang kabut dibuatnya namun ia bahagia. Sayangnya kebahagiaannya tidak berlangsung lama karena perang besar berkobar dengan dasyat. Chao Xing kembali bertemu dengan Zian. Namun kenapa Zian yang berdiri di hadapannya terlihat begitu dingin dan menakutkan? Dan kenapa mereka memanggil Zian-nya dengan panggilan Putra Naga alias Sang Kaisar Kerajaan Api?