Dalam posisi sebagai peneliti, menjaga jarak dengan subjek penelitian adalah sesuatu yang niscaya, sekaligus juga bisa menjadi bagian dari masyarakat lokal yang mengalami dan merasakan sendiri pengalaman-pengalaman sebagai “Orang Muna”. Berada pada kondisi demikian, penulis memungkinkan untuk membentangkan kebudayaan yang diamati dan bisa “mengkitisinya” secara bijak. Hidup bersama masyarakat lokal; berbincang lepas dengan para orang tua, tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat desa; ikut ambil bagian dalam aktivitas hidup keseharian dan upacara adat selalu saja berkali-kali dihinggapi rasa “jatuh cinta” pada data yang dikumpulkan, mengerutkan kening, bertanya dalam hati “mengapa bisa begitu”, tidak percaya, bahkan “menggugat”.
Buku Menjaga adat, menguatkan agama : katoba dan identitas muslim Muna ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.