"Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya. (2003) Setelah punya rumah, apa cita-citamu? Kecil saja: ingin sampai rumah saat senja supaya saya dan senja sempat minum teh bersama di depan jendela. (2004) Dengan kata lain, kamu tak akan pernah bisa membayar gurumu. (2004) Menggigil adalah menghafal rute menuju ibukota tubuhmu. (2005) Berilah kami rejeki pada hari ini dan ampunilah kemiskinan kami. (2005) Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri. (2006) Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma. (2010) Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. (2012) Pada matanya aku melihat kerlap-kerlip cahaya lampu kota kecil seperti bisikan hati yang lembut memanggil. (2012) Buku ini berisi 60 puisi pilihan Joko Pinurbo (Jokpin) yang ditulisnya dalam rentang waktu 1991-2012. Jokpin dikenal dengan cara berpuisinya yang unik. Puisinya tampak sederhana, namun sarat makna; di sana-sini mengandung humor dan ironi yang menyentuh absurditas hidup sehari-hari. Membaca puisi-puisinya adalah memasuki tamasya rohani yang mengasyikkan dan sering mengejutkan."