Naskah ini pertama-tama dimaksudkan sebagai pembangkit minat untuk berkenalan dengan suatu alam pikiran yang dewasa ini dikenal dengan nama eksistensialisme. Orang mengalami kesukaran untuk mendefinisikan eksistensialisme dengan satu perumusan saja sebab filsuf-filsuf yang digolongkan ke dalamnya atau yang menyebut dirinya sebagai eksistensialis menunjukkan perbedaan-perbedaan anggapan mengenai eksistensi itu sendiri.Satu-satunya hal yang sama di antara mereka ialah bahwa kesemuanya berpendapat bahwa filsafat harus bertitiktolak pada manusia yang kongkret, yaitu manusia sebagai eksistensi dan, sehubungan dengan titiktolak ini, mereka sependapat bahwa, bagi manusia, eksistensi itu mendahului esensi.
[Pustaka Jaya, Dunia Pustaka Jaya, Fuad Hassan]