Cahaya Iman Dari Bilik Tahanan

· Risalah Press
Kitabu pepe
164
Kurasa

Kuhusu kitabu pepe hiki

Penjara merupakan tempat yang digunakan untuk menahan orang-orang yang mendapatkan hukuman, namun tidak selamanya menjadi tempat penyiksaan, tetapi terkadang justru menjadi tempat lahirnya karya-karya yang mencerahkan. Penjara yang gelap gulita justru menghasilkan karya yang bisa memberi cahaya bagi umat manusia. Sebab, tempat hanyalah sekadar tempat. Di mana pun tempatnya, jika ditempati pejuang yang mempunyai cita-cita yang mulia dan pikirian yang merdeka, maka di situlah akan lahir karya-karya yang luar biasa. Said Nursi adalah salah seorang pejuang yang menghasilkan karya yang luar biasa di dalam penjara. Selama seperempat abad beliau hidup dalam pengasingan dan penahanan, namun sekitar 130 risalah yang tidak kurang dari 6000 halaman telah dihasilkan. Salah satu dari risalah tersebut adalah buku yang ada di hadapan Anda ini. Buku ini berisi sejumlah persoalan keimanan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang, terutama narapidana yang sedang mendekam di dalam penjara. Sebab, jika hidup ini tidak didasari dengan iman, maka hidup akan terasa sempit meski berada di dalam istana. Apalagi jika sedang menjalani hidup sebagai tahanan, tentu akan lebih menyengsarakan. Sebaliknya, jika hidup ini tercerahkan dengan cahaya iman, maka hidup akan terasa lapang meski berada di dalam penjara. Dengan buku ini, pembaca akan mendapatkan pencerahan iman yang sangat bermanfaat dalam memahami makna dan hakikat hidup, sehingga—kapan pun dan di mana pun— kebahagiaan akan selalu menemani...in syâ Allâh!

Buku persembahan penerbit Risalah

#risalahnur

Kuhusu mwandishi

Badiuzzaman Said Nursi lahir dari keluarga yang sederhana pada tahun 1877 M di Turki Timur. Karena dianugrahkan daya hafal dan intelektual yang luar bisa sehingga mampu manghapal dan mempelajari kitab-kitab terkait dengan ilmu tafsir, hadis, kalam dll dalam kajian Islam ketika umur 14 tahun. Karena kecerdasan dan keluasan ilmunya, para ulama memberikan gelar Badiuzzaman (orang yang mengagumkan sepanjang zaman). Selain mempelajari ilmu-ilmu agama, beliau juga mempelajari ilmu sains ketika tinggal di istana Tahir Pasya yang merupakan gubernur Propinsi Van pada tahun 1894. Dengan latar belakang pendidikan itu beliau ingin mendirikan sebuah madrasah bernama Madarasatuz Zahra yang berkonsep dipadukannya ilmu agama dan sains. Namun rencana tersebut tidak tercapai karena kondisi sosial politik di turki usmani dan pecahnya Perang Dunia 1. Said Nursi bersama murid-muridnya membela Turki Usmani dalam peperangan melawan Rusia. Tafsirnya yang berjudul Isyarat al ‘Ijaz ditulis dalam peperangan ini. Setelah Turki Usmani runtuh didirikan Republik Turki yang baru pada tahun 1923 dengan sistem sekuler. Pada masa ini Said Nursi menulis karyanya bernama koleksi Risalah Nur yang terdiri dari 12 jilid. Diantaranya adalah Al-Kalimat, Al-Maktubat, Al-Lama’at, As-Syua’at, dan Al-Matsnawi Al-‘Arabi An-Nuri. Beliau membahas rukun-rukun iman, urgensi ibadah, keikhlasan dalam beramal, dan seruan untuk ukhuwah Islamiyah. Misi beliau adalah penyelamatan iman masyarakat Turki khususnya dan umat manusia secara keseluruhan ketika terjadi sekularisasi yang sangat radikal. Said Nursi wafat pada tahun 1960 M. Beliau tinggalkan sebuah karya monumental dan Karya tersebut telah diterjemahkan lebih dari 50 bahasa di dunia.

Kadiria kitabu pepe hiki

Tupe maoni yako.

Kusoma maelezo

Simu mahiri na kompyuta vibao
Sakinisha programu ya Vitabu vya Google Play kwa ajili ya Android na iPad au iPhone. Itasawazishwa kiotomatiki kwenye akaunti yako na kukuruhusu usome vitabu mtandaoni au nje ya mtandao popote ulipo.
Kompyuta za kupakata na kompyuta
Unaweza kusikiliza vitabu vilivyonunuliwa kwenye Google Play wakati unatumia kivinjari cha kompyuta yako.
Visomaji pepe na vifaa vingine
Ili usome kwenye vifaa vya wino pepe kama vile visomaji vya vitabu pepe vya Kobo, utahitaji kupakua faili kisha ulihamishie kwenye kifaa chako. Fuatilia maagizo ya kina ya Kituo cha Usaidizi ili uhamishe faili kwenye visomaji vya vitabu pepe vinavyotumika.