Pendidikan Sufistik sebagai Penguatan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi

· Penerbit NEM
Ebook
325
Pages

About this ebook

Penguatan moderasi beragama di lingkungan lembaga pendidikan membutuhkan beberapa pendekatan khusus agar pondasi moderasi beragama terbangun dengan kokoh. Pendekatan ini harus memperhatikan esensi ajaran agama yang tidak hanya bersifat lahiriah saja, melainkan juga batiniah. Pendekatan batiniah ini justru lebih penting karena menjadi aspek yang paling mendasar agar dalam bersikap dan mengamalkan agamanya betul-betul terlahir dari kesadaran diri (self awareness), bukan karena unsur keterpaksaan atau karena peraturan dan kebijakan yang mengikat. Dengan pendekatan aspek batiniah ini, rasa cinta, saling menghormati dan menghargai akan tumbuh subur di dalam diri seseorang sehingga akan menciptakan masyarakat moderat yang memiliki komitmen kebangsaan, bertoleransi, anti terhadap kekerasan, dan bersikap akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Dalam ajaran Islam, aspek batiniah menjadi garapan ilmu tasawuf sehingga penguatan moderasi beragama dalam aspek batiniah harus melalui pendidikan yang berbasis tasawuf (pendidikan sufistik).


“Buah daripada bertasawuf adalah akhlak, dan salah satu akhlak Baginda Nabi Muhammad saw. adalah tasamuh atau toleransi. Dalam lingkup beragama, toleransi bukan berarti meng-IYA-kan atau mem-BENAR-kan faham agama lain, akan tetapi bagaimana kita di antara sesama umat beragama, apalagi sebangsa dan setanah air, dapat saling menjaga hubungan yang baik dengan saling menghormati setiap perbedaan. Hubungan yang baik di antara sesama umat beragama dapat memperkuat pagar-pagar ketahanan nasional sehingga kita dapat membangun bangsa yang tidak mudah dibenturkan. Lebih dari 1400 tahun yang lalu, Rasulullah saw. telah mencontohkan sikap toleransi dengan membuat Piagam Madinah. Saat itu, Beliau mengumpulkan para tokoh Yahudi dan suku lainnya yang ada di Kota Yastrib dan kemudian masing-masing dari mereka diberikan haknya. Contoh tuntunan dari Baginda Nabi yang baik ini harus kita terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.” Dr. (H.C.) H. Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya (Rais ‘Am Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah – JATMAN / Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI 2019-2024)

 

“Pendidikan memerlukan suatu kombinasi yg komprehensif baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tantangan global meniscayakan kompetensi sosial dan spiritual menjadi bagian integral dalam pendidikan. Sebab itu, keberhasilan pendidikan akan terlihat manakala aspek spiritual menyatu dalam kehidupan sehingga anak didik akan kuat menghadapi tantangan yang kompleks di masyarakat. Untuk itu, lembaga pendidikan hendaknya dapat menginternalisasikan nilai-nilai tasawuf dalam proses pembelajaran agar menghasilkan lulusan yang berilmu, saleh (piety) dan berintegritas (integrity). Jika ketiganya ini telah dicapai, maka bisa dipastikan akan lahir generasi-generasi moderat yang memiliki daya intelektual, komitmen kebangsaan, sekaligus jiwa toleransi yang tinggi. Buku ini sangat bagus dibaca, terutama bagi para pendidik, agar menjadi referensi bagaimana mengaplikasikan pendidikan yang berbasis sufistik baik di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi.” Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2023-2027)

 

“Salah satu hal yang menarik dari buku ini adalah ketika membahas tentang tokoh-tokoh tasawuf moderat di antaranya K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Gur Dur merupakan salah satu tokoh tasawuf yang mampu mentransformasikan kesufiannya tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ia menjadi inspirasi bagi kita semua untuk membangun kebhinekaan, menjaga kebersamaan tanpa membeda-bedakan. Gus Dur menjadi wujud harmonisasi antara rasionalitas dan spiritualitas. Keilmuan ini selaras dengan visi keilmuan yang akan dikembangkan oleh UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang berusaha mengharmonisasikan antara kekuatan akal, indra dan intuisi, agama dan sains, serta tradisionalisme dan modernisme.” Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag. (Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Periode 2022-2025)

 

“Islam pada hakikatnya adalah agama yang hanif dan moderat. Namun seiring perjalanan historisnya yang panjang dan berliku, banyak pemahaman dan praktik keberislaman yang menampakkan kekakuan, radikal, a sosial dan tidak humanis. Banyak faktor dan pihak-pihak yang mengambil kepentingan atas fenomena keislaman yang tidak in line dengan ruh Islam yang raḥmatan lil ālamīn. Untuk mengembalikan kepada pemahaman dan praktik Islam yang moderat nan fitri, butuh upaya yang sistematik, massif, dan konsisten dengan melibatkan banyak pihak. Di sinilah pentingnya sebuah proses pendidikan yang memiliki fungsi merubah sistem kepercayaan (belief system), praktik ritual, dan norma etika moral. Model pendidikan yang meliputi aspek subtansial ruhani dan dapat berpengaruh besar pada perilaku akhlak keseharian adalah pendidikan sufistik. Dalam buku ini, Dr. Moh. Nasrudin, S.Pd.I, M.Pd.I sebagai penulis telah memaparkan secara jelas bagaimana konsep dan praktik pendidikan sufistik, sekaligus perannya dalam mengembalikan ruh Islam yang hanif dan moderat. Wajib bagi kaum muslimin untuk membacanya!” Prof. Dr. H. Imam Kanafi, M.Ag. (Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan / Ketua LDTQN Jawa Tengah)

 

“Melalui buku ini, kita bisa melihat bahwa ilmu tasawuf tak sekadar berisi rumusan teori, namun hadir dan membumi sebagai amaliah dalam konteks syariat, sekaligus menjadi “maqam” (station) dalam meraih kesempurnaan ihsan. Dalam hal ini ilmu dan adab pun terintegrasi sehingga pembaca tak sulit memahami konsep “per-adab-an” (tamadun) dalam Islam yang mengejewantah dalam pendirian UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.” Ustadz Abdul Halim Ambiya (Pendiri dan Pengasuh Pesantren Tasawuf Underground, Ciputat, Tangerang Selatan)

 

“Gerakan moderasi beragama bukan sebuah gerakan baru yang mengubah ajaran agama, melainkan sebuah upaya untuk mengembalikan misi utama agama untuk memperbaiki akhlak manusia dan menunjukkan jati diri Islam yang ramah dan penuh rahmah. Salah satu upaya penting untuk mewujudkan sikap moderat dalam beragama adalah dengan pendekatan sufistik. Pendidikan dan riyadhoh spiritual melalui jalur tasawuf merupakan bentuk nyata dari praktik keberagamaan yang ramah dan penuh hikmah, yang merupakan misi utama dari moderasi beragama.” Prof. Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D. (Guru Besar Ilmu Pengembangan Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

 

“Pendidikan sufistik memiliki dampak positif terhadap mahasiswa, apalagi jika diimplementasikan pada jenjang perguruan tinggi melalui berbagai metode. Dengan penerapan yang tepat dan metode yang bervariasi, pendidikan sufistik dapat membantu melejitkan mahasiswa menjadi pribadi yang berakhlak mulia, berwawasan luas, dan memiliki kesiapan untuk berkontribusi bagi masyarakat luas. Sejalan dengan prinsip moderasi beragama yang mengedepankan sikap inklusif dan toleran, implementasi pendidikan sufistik di perguruan tinggi dapat berfungsi sebagai penguatan moderasi beragama karena di dalamnya menanamkan nilai-nilai toleransi, moderat, cinta kasih, saling menghormati, dan bahkan kerjasama antar umat beragama. Hal penting lain, pendidikan sufistik juga membantu mahasiswa dalam membangun ketahanan diri terhadap paham radikal. Pendek kata, dengan pemahaman sufistik atau tasawuf yang menekankan cinta kasih, moderasi, dan perdamaian, mahasiswa akan lebih kritis terhadap ajaran yang memicu kebencian dan kekerasan. Saya menyambut baik atas hadirnya buku ini karena dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan sufistik dan horizon moderasi beragama.” Prof. Dr. Drs. Achmad Syahid, M.Ag. (Guru Besar Pemikiran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

“Hal unik dari buku ini adalah dengan menghadirkan Ilmu Tasawuf yang diinternalisasikan di dalam proses belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas. Aktifitas-aktifitas yang dirancang dan dijalankan melahirkan keteladanan yang berperan penting dalam menghasilkan individu-individu yang memiliki pengetahuan agama yang dalam, berketerampilan tinggi, dan bersikap penuh toleransi, saling menghargai perbedaan, moderat, cinta kasih, anti kekerasan, tidak memaksakan kehendak, dan memiliki komitmen kebangsaan yg tinggi.” Prof. Dr. Ratna Sari Dewi, S.Pd., M.Pd. (Guru Besar Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

 

“Seorang bijak berkata “tidak mungkin ada perdamaian pada sebuah Negara, tanpa ada perdamaian baik antar, maupun internal agama pada Negara tersebut”. Buku ini memberikan kontribusi bagi penyemaian perdamaian agama di Indonesia melalui pendekatan sufistik. Sebagai Negara yang dikenal religius sekaligus mistis, menebarkan perdamaian melalui jalan sufistik merupakan upaya untuk memberikan kontribusi secara global, berbasis potensi, sekaligus jati diri lokal.” Dr. Nanang Hasan Susanto, M.Pd.I. (Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan)


“Tasawuf bisa menjadi jalan untuk proses pendidikan ruhani menuju tazkiyah an-nafs, yang menjadi visi-misi tasawuf dalam upaya membentuk manusia yang muhsinin dan muttaqin. Kesucian jiwa inilah yang dapat membentuk paradigma moderat dan inklusif sehingga bisa menerima segala perbedaan yang ada, karena sejatinya itu ialah sunnatullah. Buku ini secara khusus sangat menarik karena akan memberikan sumbangsih pemikiran yang utuh kepada pembaca bahwa tasawuf mengajarkan bagaimana kita beragama secara moderat dan seimbang, sehingga bisa terjalin hubungan yang utuh antara spiritual dan sosial.” Dr. Muhamad Basyrul Muvid, S.Pd.I., M.Pd. (Peneliti dan Penulis Buku-Buku Tasawuf dan Tarekat / Dosen Universitas Dinamika Surabaya)

About the author

Penulis yang bernama lengkap Mohammad Nasrudin bin Rahmat Ahmad Shaleh ini dilahirkan di sebuah desa dekat pesisir pantai utara, tepatnya di Desa Blendung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang pada hari Kamis, 10 Mei 1990. Ia dilahirkan dari pasangan Ayahanda Rahmat Ahmad Shaleh dan Ibunda Warti’ah. Penulis menikah di usia muda yaitu ketika berusia 22 tahun tepatnya pada tanggal 14 Nopember 2012 dengan Ny. Syarifatunadia, M.Pd. dan pada tanggal 26 Juni 2016 dikaruniai seorang putra yang diberi nama Muhammad Sultan Nazih Hibatullah. Saat ini penulis berdomisili di Perum. Puri Sejahtera Asri 2 Blok F3 Desa Wangandowo Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.

Penulis pernah menempuh pendidikan di TK Kartikasari Blendung (1994-1995), SDN 2 Blendung (1995-2001), SLTP N 2 Ulujami (2001-2004), MAN 2 Pekalongan (2004-2007), S1 PAI STAIN Pekalongan (2008-2012), S2 PAI STAIN Pekalongan (2012-2015), dan S3 Pengkajian Islam (Kons. PAI) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2020-2023). Baik S1, S2, maupun S3, penulis secara konsisten berhasil mendapatkan prestasi sebagai Wisudawan Terbaik. Penulis yang pernah nyantri di Ponpes Salafiyah dan Tahfidzul Qur’an Al-‘Arifiyah Kebulen Pekalongan ini sekarang memiliki kesibukan sebagai Penulis dan Editor (ID Scopus: 57219909929, Nomor Sertifikat BNSP: No. Reg. KOM.1446.01749 2019), Trainer Nasional, Dosen UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Direktur PT Nasya Expanding Management, Direktur PT Sahabat Literasi Indonesia, Direktur PT Media Bahtera Perkasa, Direktur CV Pustaka Indonesia, Ketua Yayasan Insan Cipta, Komisaris PT Nasya Training Center, dan Komisaris CV Bahtera Mulia Properti.

Di antara judul buku yang pernah diterbitkan oleh penulis sampai saat ini yaitu: Ruqyah (Penerbit NEM Pekalongan, 2015), 9 Jurus Siswa Berprestasi Prestasi Meningkat Berkali-Kali Lipat (Penerbit NEM Pekalongan, 2015), Engkaulah Tujuanku Gubahan Hati Sang Perindu Tuhan (Penerbit NEM Pekalongan, 2016), Pengantar Ilmu al-Qur’an untuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (Penerbit NEM Pekalongan, 2017), Jalan Sukses Sebuah Paradigma Baru (Penerbit NEM Pekalongan, 2017), Pengantar Ilmu Hadits (Penerbit NEM Pekalongan, 2018), Ulumul Qur'an untuk Mahasiswa Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (Penerbit NEM Pekalongan, 2019), Etika Religius dalam Pandangan ibn Hazm al-Andalusi (Penerbit NEM Pekalongan, 2022), Kajian Pendidikan dalam Berbagai Aspek (Penerbit NEM Pekalongan, 2023), dan Pendidikan Sufistik sebagai Penguatan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi (Penerbit NEM Pekalongan, 2023). Penulis dapat dihubungi melalui nomor telp./SMS/whatsapp: 0853-2521-7257, instagram: nasrudin_rahmat, X: @Nasrudin_Rahmat, facebook: Mohammad Nasrudin Rahmat, atau email: moh.nasrudin59@gmail.com.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.