Saat menyapa senja di pinggiran air beriak keras dan hatiku semakin keras mencintaimu. Layaknya bebatuan keras lama-lama tersirami air hujan, rapuh dan hilang, mungkin akan seperti rasaku padamu yang awalnya membatu akan merapuh hingga lenyap.
Semuanya hilang perlahan, aku merasa setengah jiwaku hilang. Rasa yang telah kutanam kini hilang perlahan. Bayangan sahabatku masih sering berlalu-lalang. Sekarang aku harus menghapus kembali tinta dalam hatiku, merobek seluruh impiku kembali. Jauh sudah ku menggantungkan mimpiku kembali ke langit-langit kamar.