Um þessa rafbók
Cepat aku menyelanya, namun bibir tak tahan untuk tidak tersenyum. “Yang kamu maksud ‘warna pink’ itu, susu rasa stroberi! Minuman, Gas, bukan kutek.”
Bagas dan ‘satu temannya’ memang lancang sekali memanggilku Hobbit–yang segera menyebar ke seluruh kelas Sosial Dua, juga kelas-kelas sebelah. Tubuhku paling pendek di antara remaja perempuan lain waktu itu, bahkan aku pertama kali datang bulan di awal tahun ajaran kelas Sebelas.
Setelah hampir sepuluh tahun berlalu, pertumbuhanku tidak terlalu membahagiakan. Tapi yah, lumayan lah. Tinggiku bertambah setidaknya tiga atau empat sentimeter. Aku bisa sedikit menyombong andai bertemu Bagas nanti.
“Ke mana aja? Kirain udah jadi fosil,” sambungnya kurang ajar.
Meski begitu, aku tersenyum. Bahagia menemukan Bagas dari Instagram.
Jujur, aku sengaja menutup akses untuk semua teman lama. Tak hanya teman SMA, termasuk juga teman-teman SD dan SMP.
Einkunnir og umsagnir
Um höfundinn
Wulan Mardiana, lahir di Magelang. Pernah menjadi staf editor di Asma Nadia Publishing House. Sekarang kerja freelance sebagai editor untuk penerbit RDM Publisher.
Menulis adalah kegemaraannya. Tulisan Wulan menarik dengan diksi dan alurnya yang sering tidak biasa. Karya-karyanya tidak pernah dimuat di:
- Majalah Annida, Annida Online.
- Catatan Hati Seorang Gadis
- Cinta Laki-Laki Biasa
- Dan lain-lain
Penulis bisa dihubungi melalui Facebooknya: Wulan Mardianas
