Lalu, seolah merespons fenomena itu, tak sedikit yang kemudian secara ekstrem memilih "jalan spiritual", sampai-sampai memancang visi lenyapnya diri dan tak lagi peduli dengan situasi duniawi. Tugas manusia sebagai khalifah pun jadi terabaikan.
Buku ini membahas sekaligus fitrah kemanusiaan dan tanggung jawab kehambaan. Dengan pembahasan yang populer dan bahasa yang ringan, penulis mengajak pembaca mengenali mandat manusia di muka bumi ini: menjadi manusia, sekaligus menjadi hamba.
[Mizan, Mizan Publishing, Noura Publishing, Noura Books, Religion, Agama, Islam, Indonesia]
Fahruddin Faiz lahir di Mojokerto pada 16 Agustus 1975. Dia meraih S-1 dari Jurusan Aqidah dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1998), S-2 dari Jurusan Agama dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2001), dan S-3 dari Jurusan Studi Islam UIN Sunan Kalijaga (2014).
Selain menjadi dosen dan wakil dekan di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, penerima Short-Course on Research-Management, NTU Singapura (2006) dan Short-Course on Islamic-Philosophy, ICIS (International center for Islamic Studies), Qom, Iran (2007) ini juga merupakan seorang penulis yang cukup aktif. Beberapa karyanya antara lain: Hermeneutika Qur’ani: Antara Teks-Konteks dan Kontekstualisasi, Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multikultural, Transfigurasi Manusia (Terjemahan), Perempuan dalam Agama-agama Dunia (Terjemahan), Filosofi Cinta Kahlil Gibran, Bertuhan Ala Filosof (Terjemahan), Aku Bertanya Maka Aku Ada, Handbook of Broken Heart, Risalah Patah Hati, Filosof Juga Manusia, Sebelum Filsafat, Memaknai Kembali Sunan Kalijaga, Dunia Cinta Filosofis Kahlil Gibran; dan beberapa judul buku lain. Dia juga masih aktif memberikan ceramah keagamaan, khususnya bertema filsafat ke sepenjuru Nusantara.