Hidup Itu harus Pintar Ngegas Ngerem

· Noura Books
4.8
204 reviews
eBook
244
Pages

About this eBook

Jangan memasuki suatu sistem yang membuat Anda melampiaskan diri. Tapi, dekat-dekatlah dengan sahabat yang membuat Anda mengendalikan diri. Karena Islam itu mengendalikan, bukan melampiaskan. Hidup itu harus bisa ngegas dan ngerem.

***

Cak Nun adalah penjaga Telaga Al Kautsar. Dia mempersilakan siapa pun yang berjumpa dengannya untuk membasuh badan ruhani dan melepas dahaga batin. Dia menemani kita untuk istirahat sejenak dari kerumitan dan menyuguhkan kesederhanaan. Dalam buku ini, sebagaimana dalam kesehariannya, Cak Nun menyampaikan kabar langit dengan bahasa yang membumi.
--Candra Malik, Budayawan Sufi

[Mizan, Nourabooks, Noura Books, Agama, Islam, Religi, Indonesia]

Ratings and reviews

4.8
204 reviews
danang adi setiaji
13 May 2018
Bahasa Cak Nun mudah dicerna bahkan u/ salik yg tidak asing dengan konsep tasawuf.
Did you find this helpful?
Wira WK
5 February 2019
Salah satu buku terbaik Cak Nun, yang mengajarkan bahwa kita tidak tergantung pada organisasi Islam tertentu untuk bisa mencapai Islam nya Nabi Muhammad SAW
2 people found this review helpful
Did you find this helpful?
Diptra
20 June 2018
Penuh dengan pesan kearifan khas Mbah Nun. Membaca buku ini serasa sedang duduk mengikuti Maiyahan. Memiliki nuansa yang berbeda dengan buku yang berisikan esai Mbah Nun, buku ini semacam nasehat pitutur dari mulut yang dibubuhkan kedalam bentuk tulisan.
5 people found this review helpful
Did you find this helpful?

About the author

Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 27 Mei 1953. Dia adalah seorang tokoh intelektual, seniman, budayawan, penyair, dan pemikir gagasannya banyak ditularkan melalui tulisan. Dia juga sangat aktif mengisi pengajian, seminar, diskusi, atau workshop di bidang pengembangan sosial, keagama­an, kesenian, dan lain-lain.

Pendidikan formalnya hanya berakhir di semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya, dia pernah belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor, dan pada per­tengahan tahun ketiga studinya dia pindah ke Yogyakarta dan tamat SMA Muhammadiyah I.

Di Yogyakarta, sekitar tahun 1970-1975, dia belajar sastra kepada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius dan sangat memengaruhi per­jalanan Emha.

Beberapa kegiatan di manca negara pernah dia diikuti, antara lain lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, >Jerman (1985). Emha juga pernah terlibat dalam produksi film Rayya, Cahaya di Atas Cahaya (2011).

Di samping aktivitas rutin bulanan dengan komunitas Masya­rakat Padhang Bulan, dia juga berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, rata-rata 10 sampai 15 kali per bulan bersama grup musik Kiai Kanjeng.[]

Rate this eBook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Centre instructions to transfer the files to supported eReaders.