Lintang dan Langit selalu merasa dunia tak adil hingga mereka melangkah bersama. Lintang dan Langit serupa dua tapak tangan yang tak akan bisa menjabat tanpa satu sama lain. Indahnya cinta dan dunia mereka genggam dalam batin yang sejatinya kelam. Mereka bersama menepis sunyi, tak peduli bagaimana hari nanti. Satu ketika, kenyataan pahit merenggut paksa kebersamaan mereka. Tiada lagi Lintang pada Langit. Getir demi getir dijalani masing-masing hingga takdir kelak mempertemukan mereka kembali dalam keadaan yang berbeda Ada senja di antara langit dan bintang-bintang. Senja yang mengajarkan arti hidup, cinta sejati, dan perjuangan. Senja yang senantiasa setia. Senja yang sekejap muncul lalu sirna, namun senantiasa berkorban demi kerlip cahaya bintang. Lintang, aku adalah Langit. Langit yang senantiasa menaungimu, mendekapmu, memayungimu hingga pagi tiba. Andaipun mentari memaksamu pergi, bukankah ada senja yang selamanya mempertemukan kita?
Beletrystyka i literatura