Ramadan adalah kesucian, potongan waktu yang dikhususkan agar manusia merasakan benar kehambaannya. Bukankah tak ada paruh masa yang lebih manis daripada saat dahulu kita masih bayi dan begitu membutuhkan belai kasih ibunda denganย curahan air susunya. Rasa tak berdaya untuk mencari suapan sendiri ketika bayi lapar, justru dipenuhi dengan nutrisi terbaik yang tak tertandingi dibarengi pelukan hangat dari sosok yang ditugasi menjaganya. Maka apalah bedanya dengan saat seorang hamba berpuasa, ia seakan diingatkan pada ketidakmampuan dirinya, kelemahan seluruh sel tubuhnya, kepapaan raganya. Lalu rengkuh Ilahi terasa begitu hangat tatkala hidangan berbuka dan sahur disodorkan penuh dengan makrifat-Nya. Makhluk lalu kembali mengingat hakikat dirinya, tak lagi pongah memiliki asa, tak juga angkuh merasa bisa. Bersama kembalinya kesadaran akan jati dirinya ternyata puasa membawa sejuta manfaat. Tak hanya untuk badan tapi juga bagi sel otak dan pikiran, maka pada tulisan โPuasa dan Pikiran Manusiaโ kita akan menjadi semakin yakin sepenuhnya, betapa Rahmat-Nya tercurah berlimpah ruah di bulan suci ini.
Dalam puasa kita akan tersadar pula bahwa menjadi Rahmat bagi seluruh semesta adalah hakikat agama ini, sebagaimana artikel tanya jawab akan membahas mengapa hanya Rasulullah yang diutus menjadi Nabi bagi seluruh alam. Dengan ini pula, kita akan paham ke mana tujuan dari โManusia dan Perjalanannyaโ, yang kala menempuhi tanjakan serta kerikil tajam yang menghalang, manusia akan selalu membutuhkan โBasirah dan Firasatโ yang benar dalam balut kehakikian. Dengan tugas-tugasnya ini manusia dapat memenuhi atmosfer bumi dengan Al-Bayan-nya yakni perkataan atau tulisan yang sekiranya โMenulis dengan Kekuatan Jiwaโ โ artikel Kang Abik - Habiburrahman El-Shirazi- mampu dilakukan oleh semua manusia, pastilah ranah bumi akan terguncang, lalu segenap langit akan bersorak bahagia menyaksikan para khalifah bumi memenuhi kewajibannya. Inilah cita-cita sejati yang telah disematkan sejak awal penciptaan dan belum juga mendapat hak terbaiknya hingga kini.ย
Tulisan berharga milik salah satu penasihat Mata Air, Prof. Dr. M. Luthfi Zuhdi yang beliau bacakan saat dikukuhkan menjadi salah satu Guru Besar di UI berjudul: โMerdeka bersama Diplomasi Sastraโ akan menjadi salah satu artikel yang bisa kita nikmati sembari menunggu waktu berbuka, bersama beraneka artikel sains dan budaya menarik lainnya. Maka pastikan Anda membaca kisah tentang kebersihan dan higienitas dari โLarva Tawon Permataโ, cerita dari โHai Budi dan Burung Hantuโ, serta mencari tahu seberapa benar bahwa โMatematika itu Nyataโ. Lalu luangkan waktu khusus untuk membaca reportase menarik dari obrolan bernas dengan Dr. Mulyadi tentang keberadaan Rumah Sakit Syariah dan perannya bagi masyarakat secara keseluruhan.
Membaca Mata Air, Membaca kehidupanโฆ!