Majalah Mata Air Edisi 38

Majalah Mata Air
4,7
10 avis
E-book
56
Pages

À propos de cet e-book

Salam Pembaca,

Ramadan adalah kesucian, potongan waktu yang dikhususkan agar manusia merasakan benar kehambaannya. Bukankah tak ada paruh masa yang lebih manis daripada saat dahulu kita masih bayi dan begitu membutuhkan belai kasih ibunda dengan curahan air susunya. Rasa tak berdaya untuk mencari suapan sendiri ketika bayi lapar, justru dipenuhi dengan nutrisi terbaik yang tak tertandingi dibarengi pelukan hangat dari sosok yang ditugasi menjaganya. Maka apalah bedanya dengan saat seorang hamba berpuasa, ia seakan diingatkan pada ketidakmampuan dirinya, kelemahan seluruh sel tubuhnya, kepapaan raganya. Lalu rengkuh Ilahi terasa begitu hangat tatkala hidangan berbuka dan sahur disodorkan penuh dengan makrifat-Nya. Makhluk lalu kembali mengingat hakikat dirinya, tak lagi pongah memiliki asa, tak juga angkuh merasa bisa. Bersama kembalinya kesadaran akan jati dirinya ternyata puasa membawa sejuta manfaat. Tak hanya untuk badan tapi juga bagi sel otak dan pikiran, maka pada tulisan “Puasa dan Pikiran Manusia” kita akan menjadi semakin yakin sepenuhnya, betapa Rahmat-Nya tercurah berlimpah ruah di bulan suci ini.

Dalam puasa kita akan tersadar pula bahwa menjadi Rahmat bagi seluruh semesta adalah hakikat agama ini, sebagaimana artikel tanya jawab akan membahas mengapa hanya Rasulullah yang diutus menjadi Nabi bagi seluruh alam. Dengan ini pula, kita akan paham ke mana tujuan dari “Manusia dan Perjalanannya”, yang kala menempuhi tanjakan serta kerikil tajam yang menghalang, manusia akan selalu membutuhkan “Basirah dan Firasat” yang benar dalam balut kehakikian. Dengan tugas-tugasnya ini manusia dapat memenuhi atmosfer bumi dengan Al-Bayan-nya yakni perkataan atau tulisan yang sekiranya “Menulis dengan Kekuatan Jiwa” – artikel Kang Abik - Habiburrahman El-Shirazi- mampu dilakukan oleh semua manusia, pastilah ranah bumi akan terguncang, lalu segenap langit akan bersorak bahagia menyaksikan para khalifah bumi memenuhi kewajibannya. Inilah cita-cita sejati yang telah disematkan sejak awal penciptaan dan belum juga mendapat hak terbaiknya hingga kini. 

Tulisan berharga milik salah satu penasihat Mata Air, Prof. Dr. M. Luthfi Zuhdi yang beliau bacakan saat dikukuhkan menjadi salah satu Guru Besar di UI berjudul: “Merdeka bersama Diplomasi Sastra” akan menjadi salah satu artikel yang bisa kita nikmati sembari menunggu waktu berbuka, bersama beraneka artikel sains dan budaya menarik lainnya. Maka pastikan Anda membaca kisah tentang kebersihan dan higienitas dari “Larva Tawon Permata”, cerita dari “Hai Budi dan Burung Hantu”, serta mencari tahu seberapa benar bahwa “Matematika itu Nyata”. Lalu luangkan waktu khusus untuk membaca reportase menarik dari obrolan bernas dengan Dr. Mulyadi tentang keberadaan Rumah Sakit Syariah dan perannya bagi masyarakat secara keseluruhan.

Membaca Mata Air, Membaca kehidupan…!

Notes et avis

4,7
10 avis

Donner une note à cet e-book

Dites-nous ce que vous en pensez.

Informations sur la lecture

Smartphones et tablettes
Installez l'application Google Play Livres pour Android et iPad ou iPhone. Elle se synchronise automatiquement avec votre compte et vous permet de lire des livres en ligne ou hors connexion, où que vous soyez.
Ordinateurs portables et de bureau
Vous pouvez écouter les livres audio achetés sur Google Play à l'aide du navigateur Web de votre ordinateur.
Liseuses et autres appareils
Pour lire sur des appareils e-Ink, comme les liseuses Kobo, vous devez télécharger un fichier et le transférer sur l'appareil en question. Suivez les instructions détaillées du Centre d'aide pour transférer les fichiers sur les liseuses compatibles.