Masyarakat dan Kesusastraan di Jawa

┬╖ Yayasan Pustaka Obor Indonesia
4.2
6рмЯрм┐ рм╕рморнАрмХрнНрм╖рм╛
рмЗрммрнБрмХрнН
408
рмкрнГрм╖рнНрмарм╛рмЧрнБрнЬрм┐рмХ

рмПрм╣рм┐ рмЗрммрнБрмХрнН рммрм┐рм╖рнЯрм░рнЗ

Buku yang merupakan terjemahan dari diktat berjudul тАЬMaatschapij en Letterkunde op JavaтАЭ ini menguraikan perkembangan sastra tulis Jawa. Berdasarkan Bukti-bukti yang ditemukan, diketahui bahwa sastra tulis Jawa (Kuna) berawal dari abad ke-9. Sastra tulis yang sebelumnya memang sudah ada, tetapi menggunakan bahasa Sansekerta, bahasa kesastraan India Kuna. Mengenai sastra tulis Jawa yang berasal dari abad ke-9 itu, meskipun sudah menggunakan bahasa Jawa (Kuna), tetapi masih menggunakan matra puisi dan tulisan yang berasal dari India. Berdasarkan hal ini, Ras menyimpulkan bahwa kesusastraan Jawa tertua merupakan hasil masyarakat yang mendapat pengaruh kuat dari budaya India. Kapan tepatnya pengaruh budaya India masuk ke Jawa tidak diketahui, hanya dari bukti-bukti arkeologis dan berita-berita asing terdapat petunjuk yang menyatakan bahwa pada abad ke-2┬а Masehi Jawa sudah termasuk dalam lalu lintas perdagangan internasional. Jawa terbuka untuk berbagi budaya besar yang menyebarkan agama Hindu, Budha, Islam, dan peradaban barat. Fakta-fakta ini penting bagi sejarah kebudayaan Jawa dan menjadi titik tolak untuk pembagian kurun waktu sederhana di bidang budaya, khususnya kesusastraannya.

Berkenaan dengan itu, Ras membagi masalah masyarakat dan kesusastraan Jawa ke dalam 3 periode. Pembagian yang dilakukannya merupakan penyederhanaan dari keadaan yang sebenarnya, karena setiap periode tidak berawal dan berakhir dengan tegas. Umpanya, jatuhnya kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar Hindu yang terakhir bukan karena tiba-tiba orang Jawa pindah ke agama Islam, karena penetrasi Islam sebenarnya sudah berlangsung jauh sebelumnya. Sementara itu, konsep dan kebiasaan pra Islam sampai kini pun masih ada dan bertahan di beberapa tempat di Jawa.

рморнВрм▓рнНрнЯрм╛рмЩрнНрмХрми рмУ рм╕рморнАрмХрнНрм╖рм╛

4.2
6рмЯрм┐ рм╕рморнАрмХрнНрм╖рм╛

рм▓рнЗрмЦрмХрмЩрнНрмХ рммрм┐рм╖рнЯрм░рнЗ

┬аJ.J. Ras adalah seorang profesor bahasa dan sastra Jawa pada Universitas Leiden. Ia menjabat sebagai profesor mulai dari tahun 1985 - 1992, beliau juga kepala kantor cabang KITLV pertama di Jakarta. Sejak tahun 1971, J.J. Ras bekerja pada jurusan Asia Tenggara dan Oseania di Leiden. Ia semakin menggeluti sastra Jawa dan menjadi asisten professor Uhlenbeck. Setelah Uhlenbeck pensiun, Ras menjadi penerusnya. Pada tahun 1985 ia lalu diangkat menjadi guru besar Sastra dan Budaya Jawa. Sebagai bahan pelajaran, ia menulis sebuah buku tatabahasa Jawa dan sebuah bunga rampai teks-teks Jawa modern. Namun yang terutama penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan ialah studi-studinya yang luas dan mendalam dalam bidang budaya dan sastra Jawa. Terutama dua aspek budaya Jawa menarik perhatiannya: wayang dan sejarah perkembangannya. Ia juga pernah menterjemahkan sebuah lakon wayang ke bahasa Belanda: De schending van Soebadra (Jawa: Subadra Larung atau Sembadra Larung). Lalu yang tidak kurang penting ialah studi-studinya mengenai karya penulisan, struktur, fungsi dan kebenaran teks-teks sejarah dari Jawa, terutama Babad Tanah Jawi. Beberapa makalah penting Ras dijilid pada tahun 1992 dalam bukunya The Shadow of the Ivory Tree. Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, Ras mengusahakan sebuah suntingan baru Pararaton, sebuah teks sejarah dalam bahasa Jawa Pertengahan. Teks ini dilihat dari sudut pandang filologis dan sejarah kesusastraan salah satu teks Jawa Kuna yang sangat rumit. Sebelumnya teks ini pernah disunting dan diterbitkan oleh J.L.A. Brandes pada tahun 1898 dan I Gusti Putu Phalgunadi pada tahun 1996. Namun suntingan teks Brandes kurang memuaskan dan suntingan Phalgunadi secara filologis tidak bisa diterima. Sayang sekali karena keadaan kesehatan Ras, suntingan teksnya yang terakhir ini tidak bisa diselesaikannya.

Berikut adalah beberapa karya tulisan yang dihasilkannya: Hikajat Bandjar. A study in Malay historiography (The Hague: Nijhoff. Bibliotheca Indonesica 1, 1968), тАШLange consonanten in enige Indonesische talen.

Dubbel geschreven mediale consonanten.тАЩ BKI 1968 (124: 521-541,) тАШThe Panji romance and W.H. RassersтАЩ analysis of its themeтАЩ. BKI 1973 (129: 411-456), тАШThe historical development of the Javanese shadow theatre.тАЩ Review of Indonesian and Malayan Affairs 1976 (10.2:50-76), тАШDe clownfiguren in de wayangтАЩ. BKI 1978 (134: 451-465), Javanese literature since independence. An anthology. The Hague: Nijhoff. VKI 88. 1979. Inleiding tot het modern Javaans. тАЩs-Gravenhage: Nijhoff. 1982, тАШThe social function and cultural significance of the Javanese wayang purwa theatre.тАЩ Indonesia Circle1982, 29:19-32. The main characters of the Wayang Poerwa, thirty-seven colour plates, with a summary of the Pandawa cycle, (Dordrecht: Foris Publications, Reeks Indonesische herdrukken, 1985), тАШHikayat Banjar and Pararaton. A structural comparison of two chronicles.тАЩ

In: C.M.S. Hellwig and S.O. Robson (eds.), A man of Indonesian letters (Dordrecht, Cinnaminson: Foris VKI 121), 1986, тАШHofdichters op Java in de Hindu-Javaanse tijd (negende tot zestiende eeuw)тАЩ. тАШBetekenis en functie van de Babad Tanah Jawi.тАЩ In: W.L. Olthof, Babad Tanah Jawi. Javaanse Rijkskroniek. W.L. Olthofs vertaling van de prozaversie van J.J. Meinsma, lopende tot het jaar 1721 (Dordecht: Foris. 2nd,.1987), тАШJavanese tradition on the coming of Islam.тАЩ In: W.A.L. Stokhof and N.J.G. Kaptein (eds.), Variation, transformation and meaning. VKI 144, 1991 тАШGeschiedschrijving en de legitimiteit van het koningschap op JavaтАЩ, BKI 150-3 (1994), Sacral kingship in Java. In: Marijke J. Klokke & Karel R. van Kooij (eds.) Groningen: Egbert Forsten, 2001.

рмПрм╣рм┐ рмЗрммрнБрмХрнНтАНрмХрнБ рморнВрм▓рнНрнЯрм╛рмЩрнНрмХрми рмХрм░рмирнНрмдрнБ

рмЖрмкрмг рмХрмг рмнрм╛рммрнБрмЫрмирнНрмдрм┐ рмдрм╛рм╣рм╛ рмЖрмормХрнБ рмЬрмгрм╛рмирнНрмдрнБред

рмкрнЭрм┐рммрм╛ рмкрм╛рмЗрмБ рмдрмернНрнЯ

рм╕рнНрморм╛рм░рнНрмЯрмлрнЛрми рмУ рмЯрм╛рммрм▓рнЗрмЯ
Google Play Books рмЖрмкрнНрмХрнБ, Android рмУ iPad/iPhone рмкрм╛рмЗрмБ рмЗрмирм╖рнНрмЯрм▓рнН рмХрм░рмирнНрмдрнБред рмПрм╣рм╛ рм╕рнНрм╡рмЪрм╛рм│рм┐рмд рмнрм╛рммрнЗ рмЖрмкрмгрмЩрнНрмХ рмЖрмХрм╛рмЙрмгрнНрмЯрм░рнЗ рм╕рм┐рмЩрнНрмХ рм╣рнЛтАНрмЗрмпрм┐рмм рмПрммрмВ рмЖрмкрмг рмпрнЗрмЙрмБрмарм┐ рмерм╛рмЖрмирнНрмдрнБ рмирм╛ рмХрм╛рм╣рм┐рмБрмХрм┐ рмЖрмирм▓рм╛рмЗрмирнН рмХрм┐рморнНрммрм╛ рмЕрмлрм▓рм╛рмЗрмирнНтАНрм░рнЗ рмкрнЭрм┐рммрм╛ рмкрм╛рмЗрмБ рмЕрмирнБрмормдрм┐ рмжрнЗрммред
рм▓рм╛рмкрмЯрмк рмУ рмХрморнНрмкрнНрнЯрнБрмЯрм░
рмирм┐рмЬрм░ рмХрморнНрмкрнНрнЯрнБрмЯрм░рнНтАНрм░рнЗ рмерм┐рммрм╛ рн▒рнЗрммрнН рммрнНрм░рм╛рмЙрмЬрм░рнНтАНрмХрнБ рммрнНрнЯрммрм╣рм╛рм░ рмХрм░рм┐ Google Playрм░рнБ рмХрм┐рмгрм┐рмерм┐рммрм╛ рмЕрмбрм┐рмУрммрнБрмХрнНтАНрмХрнБ рмЖрмкрмг рм╢рнБрмгрм┐рмкрм╛рм░рм┐рммрнЗред
рмЗ-рм░рм┐рмбрм░рнН рмУ рмЕрмирнНрнЯ рмбрм┐рмнрм╛рмЗрм╕рнНтАНрмЧрнБрнЬрм┐рмХ
Kobo eReaders рмкрм░рм┐ e-ink рмбрм┐рмнрм╛рмЗрм╕рмЧрнБрмбрм╝рм┐рмХрм░рнЗ рмкрмврм╝рм┐рммрм╛ рмкрм╛рмЗрмБ, рмЖрмкрмгрмЩрнНрмХрнБ рмПрмХ рмлрм╛рмЗрм▓ рмбрм╛рмЙрмирм▓рнЛрмб рмХрм░рм┐ рмПрм╣рм╛рмХрнБ рмЖрмкрмгрмЩрнНрмХ рмбрм┐рмнрм╛рмЗрм╕рмХрнБ рмЯрнНрм░рм╛рмирнНрм╕рмлрм░ рмХрм░рм┐рммрм╛рмХрнБ рм╣рнЗрммред рм╕рморм░рнНрмерм┐рмд eReadersрмХрнБ рмлрм╛рмЗрм▓рмЧрнБрмбрм╝рм┐рмХ рмЯрнНрм░рм╛рмирнНрм╕рмлрм░ рмХрм░рм┐рммрм╛ рмкрм╛рмЗрмБ рм╕рм╣рм╛рнЯрмдрм╛ рмХрнЗрмирнНрмжрнНрм░рм░рнЗ рмерм┐рммрм╛ рм╕рммрм┐рм╢рнЗрм╖ рмирм┐рм░рнНрмжрнНрмжрнЗрм╢рм╛рммрм│рнАрмХрнБ рмЕрмирнБрм╕рм░рмг рмХрм░рмирнНрмдрнБред