Pertemuan itu diawali dari pameran lukisan Evan di Taman Budaya Sumatra Barat. Kinandari menyampaikan apa yang dilihat matanya tentang setiap lukisan yang berpendar dalam cahaya dan dibintangi anak perempuan murung yang rapuh. Tampaknya, Evan dan Kinandari saling jatuh cinta sejak itu.
Sayangnya, harus berakhir tak lama sejak pertemuan manis itu. Semua tak berjalan seperti dugaan Kinandari. Cinta tidak semenakjubkan harapannya. Pun tidak semembahagiakan putri-putri Disney. Lukisan kerapuhan yang mempertemukan mereka berdua justru menjadi kenyataan pada akhir hubungan singkat itu.
Ketika Evan meminta mengakhiri, dan Kinandari mengiakan, perempuan itu hanya bisa mengajukan permohonan terakhir: Tolong bacakan tujuh puisi yang pernah kaubuat untukku, setelahnya peluklah aku. Maka aku akan pergi selamanya dari hidupmu.
[Mizan, Pastel Books, Novel, Puisi, Romance, Remaja, Ringan, Muda, Indonesia]
Maya Lestari Gf suka menulis tentang hal-hal kecil. Hingga saat ini sudah menulis 20 buku dan bercita-cita menulis lebih banyak lagi. Kesukaannya adalah memandang ke balik jendela, saat hujan lebat menghempas tanah, rumput, pepohonan, dan bebungaan. Ada sesuatu yang menawan tentang hujan, terutama tentang bagaimana hujan membersihkan bumi dari polusi dan (mungkin) kebencian. Itulah sebabnya, di banyak buku, ia selalu memberi tempat pada kisah-kisah hujan.
Ia suka buku, dan lebih suka membacanya saat hari hujan, bergelung dengan selimut, di balik jendela.