Rreth këtij libri elektronik
Aku tidak percaya pada Dilan. Dia bilang rindu itu berat. Padahal beban hidupku jauh lebih berat lagi.
Prolog
“Ehem!” Aku terperanjat ketika seseorang berdehem di sampingku.
“Ngapain Ustaz ke sini?”
“Kamu bohong padaku, katanya pulang nyatanya ke taman. Sama cowok pula. Calon suamimu ini khawatir tahu!”
“Jangan pernah bilang seperti itu lagi di depan orang. Itu bisa menyebabkan kesalahpahaman.”
“Aku sudah meminta izin pada Ilham.”
“Minta izin apa? Dia hanya kakakku. Aku masih punya Ayah dan Ayah tahu kamu sudah berkeluarga. Kumohon jangan perlakukan aku seperti ini.”
Aku takut dicap sebagai pelakor jika dia terus-terusan mendekatiku. Aku tidak bodoh. Dari tatapan matanya ketika melihatku terasa berbeda.
Ustaz Dilan menarik napas panjang. “Kenapa? Kamu baper, ya?”
