Anggapan selama ini kehadiran teknologi modern di perpustakaan seperti: RFID, CCTV, Security Gate, Fingerprint, dan berbagai sistem aplikasi berbasis website yang support dengan handphone genggam dan tablet sebagai panoptic (pan = penghuni, dan optic = cahaya/ memandang dari jauh), dianggap telah mampu mendisiplinkan para aktor di perpustakaan, ternyata memiliki celah yang dapat dimani- pulasi. Celah teknologi tersebut dapat diatasi dengan memaksimalkan kekuatan spirit keagamaan sebagai kepatuhan teologis dalam bentuk terminologi hisab dan muraqobah sebagai pengawasan teologis yang melahirkan konsep “theopanoptic”, yaitu sebuah mekanisme kontrol eksternal dari teknologi dan eksternal dari teologi yang memiliki efek deterministik dalam pendisiplinan para aktor di perpustakaan.
Buku ini lahir dari hasil disertasi penulis yang berhasil dipertahankan pada sidang promosi pada tanggal 14 Agustus 2020 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Theopanoptic merupakan kebaruan dari disertasi penulis bahwa, ketika membangun sebuah perpustakaan tidak cukup dengan teknologi modern saja, tetapi ada entitas lain seperti kepatuhan teologi yang perlu diperhatikan karena memiliki efek hampir sama dengan teknologi dalam mendisiplinkan para aktor di perpustakaan. Buku ini juga lahir sebagai upaya mengintegrasikan perpustakaan dengan nilai-nilai ke-Islaman, khususnya di perpustakaan perguruan tinggi Islam. Ternyata untuk menyatukan dua keilmuan yang berbeda butuh ilmu lain untuk mengintegrasikannya dalam hal ini teknologi.