Seperti malam-malam biasa disudut kamar kecil asrama ini, selalu berjejal bersama dengann tumpukan resah yang berserakan dimana-mana. Pikiranku tetap berkeliaran memperhatikanmu yang bahkan tak kutahu dimana lagi? Lagi-lagi buntu jejak kaki menyelinap diantara sela ubun-ubun, sehingga porak-poranda sudah logika dan perasaan itu. Entah bagaimana bisa, sesuatu yang seharusnya tak perlu kucemaskan menjadi prioritas pada memori otak secara konsisten berdebat dengan maksud di dalam hati. Sudah kutanyakan pada angan-angan, jawabnya hanyalah pertentangan keadaan dan kenyataan akan beriringan dengan segala kemauan yang wujudnya berubah menjadi serpihan ambigu.
Aku tahu, bahwa kau adalah bagian kecil dari kenyataan, namun akulah bagian terbesar dari keadaan yang tidak pasti itu sendiri. Sepertinya, melihatmu dari ketiadaan merupakan cara tersulit menghindari mata dan rasa ini dari kumpulan dilema yang mengandung makna diam namun melawan. Sesungguhnya hening selalu hadir menyimpan tanda tanya, apakah waktu siap mengumpulkan tekadku untuk sekadar berucap perlahan-lahan? Kemudian, hari-hari ini aku ingin memendam sedalam-dalamnya rasa cinta itu agar tumbuh di dalam keikhlasan saja. Membiarkanmu dicela oleh rasa nyaman akan lebih baik daripada mempersilahkan segala kekuranganku selalu masuk meracuni kamus kecil dunia mewahmu yang berjarak-jarak jauh dari tiap kubu diriku dan dirimu.
Bersambung - ..................................................................................................... -
[ PROFIL BUKU ]
Judul : Izinkan Aku Menyapamu
Penulis : Nanang Ardianto
Jenis Buku : Kumpulan Sajak
Halaman : 153 hlm
Ukuran : A5 (14 cm x 21 cm)
*Buku ini berisi sejumlah puluhan sajak terbaik (disertai fotografi). Terbagi menjadi 2 bagian, yakni Romansa dan Kritik Sosial. Salam Literasi, yuk apresiasi !
*Penulis merupakan mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya
*Telah terjual puluhan eksemplar ke berbagai lokasi berikut :
Provinsi Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Nganjuk, Malang, Bojonegoro, dll)
Provinsi Jawa Barat (Karawang, Depok, Bandung, Bekasi, dll)
Provinsi DKI Jakarta (Jakarta Utara, Jakarta Barat, dll)
Provinsi Sumatera Utara (Medan, dll)
*CP:
Instagram : @sastra_jelek
Nanang Ardianto, lahir pada 17 Desember 1996 di Lamongan, Jawa Timur. Dibesarkan oleh kedua orang tua yakni Bapak Pardi dan Ibu Lilik. Penulis masih menempuh pendidikan di Universitas Airlangga, Fakultas Perikanan dan Kelautan. Penulis adalah seorang mahasiswa yang aktif pada berbagai bidang akademik maupun non-akademik. Sosoknya memang unik karena memiliki kemampuan olah kata yang justru terlepas dari keilmuan di kampusnya. Tulisan-tulisannya tersusun rapi pada berbagai media sosial miliknya.
Hobi menulis puisi berawal dari ketertarikannya mengungkapkan apa yang dilihat dalam keseharian melalui sajak-sajak singkat yang mewakili suasana di sekelilingnya sekitar dua tahun terakhir. Beberapa karya sederhananya, yakni Suarasa (2017), Pancasila Lahirnya (2017), Hari Haru (2018), Aku Terbuang (2018), dan sebagainya.
Salam Literasi ! Yuk Apresiasi !