Ada tiga besar di sini:
Tema pertama tentang peta sosio-kultural, studi-studi kebudayaan Papua dan produksi kuasanya. Di dalamnya berlangsung reproduksi pengetahuan tentang Papua yang alih-alih memberi tempat, justru malah ‘menyingkirkan’ perspektif emansipatif dan transformatif terhadap orang-orang Papua.
Tema kedua tentang kondisi Papua kontemporer yang berhubungan dengan pemekaran daerah dan “lokalisasi kekuasaan” yang tumbuh subur di Papua. Kedua hal itu dengan sangat nyata telah menciptakan fragmentasi-fragmentasi yang rumit dalam masyarakat Papua.
Tema ketiga tentang siasat-siasat masyarakat Papua dalam menghadapi kerasnya hidup di masa kini, di tanahnya sendiri, yang kerap berselibat intim dengan tangan-tangan kekuasaan, seperti isu-isu tanah dan kekerasan terhadap perjuangan perempuan Papua untuk merebut akses ekonomi.