JANGAN terkejut, kalau dalam Studium General (Kuliah Umum; Latin studium, Prancis kuno general) yang pertama di Jurusan Sejarah (bahasa Arab syajara berarti terjadi, syajarah berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah; bahasa Inggris history, bahasa Latin dan Yunani historia, bahasa Yunani histor atau istor berarti orang pandai) yang juga dihadiri mahasiswa tahun pertama, gambaran Anda tentang sejarah tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kuliah semacam itu memang tidak dimaksudkan untuk memberi penjelasan tentang sejarah pada umumnya. Dosen yang memberi kuliah lebih menyesuaikan diri dengan harapan teman-temannya sendiri daripada dengan tuntutan mahasiswa baru yang masih perlu penerangan. Misalnya, dosen itu mempunyai keahlian American Studies dengan kekhususan Sejarah Hubungan Internasional, dan ia akan menjelaskan tentang sikap Amerika terhadap penyerbuan Jepang ke Cina sebelum Perang Dunia II. Amerika yang juara dalam menentang penjajahan, ternyata bersikap diam dalam soal ini. Alasan yang dikemukakan Amerika ialah Jepang tidak merupakan bahaya yang jelas dan langsung. Alasan lain ialah anggota militer Jepang yang sedikit akan terserap oleh rakyat Cina yang banyak itu. Yang ingin disampaikan dalam kuliah itu sebenarnya ialah watak diplomasi Amerika yang selalu mengutamakan kepentingan nasionalnya, meskipun dikemas dengan retorika menegakkan kemerdekaan.
Kuliah itu justru meresahkan mahasiswa baru, karena sejarah yang diberikan tidak seperti yang diajarkan di sekolah. Pengalaman sehari-hari juga tidak banyak menolong. Amerika dikenal lewat bintang film, basketball dan football; Jepang dikenal lewat turisme, motor-motor Honda-Suzuki, Yamaha di jalan dan film-film cartoon; dan Cina dikenal lewat cerita silat, baterai, dan merek handuk. Rupanya pelajaran di sekolah dan pengalaman modern melalui teknologi tidak ada gunanya. Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan! Baik pelajaran maupun pengalaman ternyata penting untuk Ilmu Sejarah. Pelajaran di sekolah setidaknya mengajarkan fakta sejarah dan pengalaman akan membuat orang lebih bijaksana, dua hal yang sangat penting bagi sejarawan. [Mizan, Bentang, Sejarah, Referensi, Indonesia]