Pada langkah-langkahmu
Di atas lantai yang kau tata sendiri
Pada ruang tamu yang tak pernah sepi
Pada lembaran kertas hvs yang kau lekatkan
Pada jendela-jendela kamar istri dan anak-anakmu
Berjaga barangkali ada yang mengintip dan menyakiti
Aku rindu
Pada acara tinju di televisi
Yang kita tonton di dasar malam
Ditemani ketenangan
Karena aku tak luput dari pandanganmu
Pun kau tak pernah kubiarkan menerka-nerka
Apakah aku suka atau tidak pada acara tinju
Aku hanya mengimani
Bahwa malam-malam bersamamu
Senyum yang melahap kata demi kata
Kursi yang kau duduki dan rak buku di sampingmu
Tak pernah terkubur ikut bersamamu
Sebermula mereda tangis kehilanganmu
Pesonamu menjelma isyarat
Yang tak kurelakan menjadi kekosongan dan senyap.”