Bisma Dewabrata adalah sebuah pribadi yang istimewa. Lahir tak pernah tahu dan mengenal ibu kandungnya. Cinta dan kasih sayang ibunya tercurah dari suara hati yang merasuk di hati dan pikirannya selama pengembaraannya. Sesuatu yang dia anggap berasal dari ibunya, yang sejatinya adalah seorang dewi dari bangsa Dewa, bernama Dewi Jahnawi. Yang menurut kabarnya, perwujudannya sebagai manusia adalah kisah jalan kematian yang ditempuhnya. Kepergian Dewi Jahnawi sama gelapnya dengan saat pertama kali kemunculannya bertemu Prabu Santanu, ayah Bisma.
Bisma disusui dan dibesarkan oleh Dewi Durgandini, seorang putri dari kerajaan Wirata. Dan Bisma memang seorang ksatria utama! Dia wujudkan pengabdian sepenuhnya kepada Durgandini sebagai rasa terima kasihnya atas kasih sayang masa kecil Bisma. Bagaimana pun sikap Durgandini kepada Bisma, tetap Bisma menghargai dan menghormati Durgandini dengan sepenuh hati.
Puncaknya adalah sebuah sumpah yang keluar dari mulut Bisma demi rasa lega Durgandini agar anak kandung Durgandini yang akan mewarisi tahta Hastinapura. Sumpah Bisma yang tak akan pernah menduduki tahta Hastinapura, walaupun dia yang paling berhak. Dan sumpah bahwa sampai mati tak akan pernah menyentuh perempuan agar tak ada keturunannya yang menggugat atas tahta Hastinapura. Sebuah sumpah yang luar biasa!
Sumpah itu yang membuatnya selalu menempuh perjalanan ke seluruh penjuru dunia wayang. Berguru ke semua resi, mendalami makna kehidupan.
Judul Novel : Perjalanan Sunyi Bisma Dewabrata
Penulis : Pitoyo Amrih
Tebal Halaman : 476 halaman
ISBN : 978-602-955-737-4
Desain Cover diinspirasi dari karya Sweta Kartika
Sejak usia sekolah dasar, kisah-kisah wayang memberikan obsesi tersendiri. Ratusan karakter Ramayana dan Mahabarata seakan hadir dalam kehidupan kesehariannya. Membuatnya selalu memimpikan untuk bisa secara imajiner menjelajahi kehidupan di dunia wayang, menyelami setiap kepribadian karakter di dalamnya.
Sejak usia sekolah dasar, seringkali harus melewatkan waktu semalam suntuk duduk tepat di belakang seorang dalang wayang kulit, hanya untuk mencoba mengerti mengapa.
Mengapa sifat dan karakter tokoh dunia wayang itu begitu menganalogikan watak orang-orang disekitar kita.
Beberapa Novel Dunia Wayang karyanya:
Antareja-Antasena, Jalan Kematian Para Ksatria (Pinus, 2007)
Narasoma, Ksatria Pembela Kurawa (Pinus, 2008)
The Darkness of Gatotkaca (DivaPress, 2009)
Pertempuran 2 Pemanah Arjuna-Karna (DivaPress, 2009)
Perjalanan Sunyi Bisma Dewabrata (DivaPress, 2010)
Resi Durna, Sang Guru Sejati (DivaPress, 2010)
Memburu Kurawa (DivaPress, 2011)
Pandawa Tu7uh (DivaPress, 2012)
Wisanggeni Membakar Api (DivaPress, 2013)
Hanoman, Akhir Bisu Sebuah Perang Besar (DivaPress, 2014)
Cinta Mati Dasamuka (DivaPress, 2016)
Rama dan Sinta (DivaPress, 2019)
Penulis bisa dihubungi di http://duniawayang.pitoyo.