Perihal e-buku ini
Dengan sejuta rasa penasaran aku membuka kamar itu, menekan sakelar hingga ruangan tersebut menjadi terang.
Mas Zahfran terlihat terkejut saat tiba-tiba aku sudah berdiri di hadapannya. Pun dengan Utari sahabatku.
“Apa yang sedang kalian berdua lakukan!!” pekikku seraya melempar high heels-ku hingga mengenai kepala Mas Zahfran.
“Aw, sakit, Bi!” teriak suamiku sambil memegangi kepalanya yang aku lihat mulai mengeluarkan darah.
Sakit? Apa kamu pikir aku tidak sakit. Melihat suami dan sahabatku sedang menyatu di atas pembaringan layaknya suami istri. Sakitan mana dengan perasaanku.
“Tega kamu, Mas. Tega kamu, Tari!” teriakku histeris.
Kujambak rambut pelakor itu, menariknya hingga keluar dari rumah. Aku tidak peduli walaupun dia tidak memakai pakaian, ruang amarahku sudah tidak terkendali.
