Om denne e-bog
Penulis melakukan penelitian atas kekerasan terhadap warga JAI di Lombok karena beberapa alasan. Pertama, di daerah Lombok, kekerasan terhadap JAI berlangsung lama, yakni dari 1998 hingga 2010. Kedua, sampai sekarang, warga JAI yang selamat dari penyerangan itu telah mengungsi selama 10 tahun di Asrama Transito, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ketiga, meski menjadi pengungsi dan sasaran kekerasan selama setidaknya satu dekade, warga JAI terkesan tegar dan memilih bertahan dalam koridor keimanannya.
Buku tentang Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang tinggal berkelompok selama 10 tahun di Gedung Transito, Lombok, ini menjadi ikhtiar untuk mengetuk pintu hati kita semua, untuk berpikir, dan untuk mempertanyakan kembali makna keberagaman dan hak sebagai warga negara.
Bedømmelser og anmeldelser
Om forfatteren
Nurhikmah meraih gelar Sarjana Ilmu Politik dari Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada. Skripsinya mengangkat persoalan resistensi petani terhadap negara dari Orde Lama sampai era Reformasi.
Sempat menjadi asisten peneliti di Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan dan melakukan penelitian ke berbagai daerah, seperti Banda Aceh dan Dompu, serta Gorontalo. Juga pernah melakukan penelitian ke Thailand. Selain itu, aktif di majalah Suluh (Forum Persaudaraan Umat Beriman), media yang mengangkat isu keberagaman, perdamaian dan hak asasi manusia, sebagai penulis sekaligus redaktur selama kurang-lebih 4 tahun.
Kemudian melanjutkan studi akademik di Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma. Tesisnya kembali mengangkat persoalan resistensi dan kelompok minoritas, yaitu tentang pengungsi Jemaat Ahmadiyah, yang kemudian dikembangkan menjadi buku pertamanya.
