Bagi Nadila Adinara hidup itu adalah tujuan. Ingin bahagia atau menderita. Yah tentu semuanya ingin berbahagia, namun siapa sangka jika harapan tak sesuai dengan takdir yang dituliskan.
Mungkin dulu Nadila bisa berbangga hati terlahir di keluarga yang cukup bahagia, walaupun harus kehilangan Mamanya ketika berusia sembilan tahun. Ia masih memiliki seorang Papa yang sangat menyayangi kedua putrinya, Nadila dan Nadira.
Namun seperti yang dikatakan tadi, bahagia tak sesuai dengan takdir yang dituliskan. Cintanya yang dulu, menyakiti cintanya yang sekarang. Yah, rasa cinta dari pria terkasihnya, membuat cerita bahagia itu berujung derita dalam hidupnya.