Reformasi telah mengubah jalannya sejarah dan membuka kesempatan untuk kembali memerhatikan dasawarsa 1950-an. Dengan diterapkannya tatanan politik yang baru di Indonesia sejak 1998-berlakunya kembali demokrasi parlementer dan adanya tuntutan otonomi daerah-kita terdorong untuk merenungkan kembali kurun waktu 1950-an, karena apa yang dikemukakan saat itu hampir sama dengan isu-isu yang mendominasi agenda politik dewasa ini.
Sita van Bemmelen adalah Sarjana Sejarah dari Universitas Utrecht. Ia bekerja mandiri sebagai konsultan jender di Indonesia. Ia telah mempublikasikan tentang sejarah wanita Indonesia dan kebijakan jender di Indonesia. Ia ikut menyunting Women and mediation in Indonesia (Leiden: KITLV Press, 1992) dan Benih bertumbuh (Jakarta: Kelompok Pejuang Perempuan Tertindas, 2000).
Pada saat ini, dia sedang menulis disertasi tentang “Toba Batak Women between Kinship, Christianity, and the Colonial State (1860-1940)”.
Remco Raben adalah dosen di Universitas Utrecht. Ia mengajar sejarah Asia dan kawasan bukan barat. Sampai belum lama ini ia bekerja pada Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie. Ia mengkoordinasikan program penelitian Rethinking Regionalism. Publikasi terakhirnya adalah Being “Dutch” in the Indies; A history of Creolization and Empire 1500-1920 (dengan Ulbe Bosma; Singapore University Press/Ohio University Press, 2008); Van Indië tot Indonesië (ed.) (dengan Els Bogaerts; Amsterdam: Boom, 2007); Het Koloniale beschavingsoffensief (ed.) (dengan Marieke Bloembergen; Leiden: KITLV Press, 2009); dan Beyond the Dutch; Indonesia, the Netherlands and the Visual Arts, from 1900 until Now (ed.) (Amsterdam: KIT Publishers, 2009).