Sangiang Pandita berpikir bahwa sikap tidak tersentuh Niam padanya adalah bukti bahwa pria itu masih menyimpan luka dari masa lalu. Perilaku Niam yang bagai angin, susah ditebak membuat Sangiang terpesona sekaligus bersedih.
Sangiang tidak tahu bahwa ada seorang gadis yang telah mengubah persepsi Niam. Orang itu disebut Niam sebagai gadis fajar, seorang gadis perawan yang rela mengejar matahari untuk melihat sinar merah keemasan di waktu sepertiga malam.