Aku sempat beranjak menepi, memilih satu sisi.
Namun aku tetap gagal. Aku terjungkal.
Dua jalan ini seperti medan magnet yang tetap saling tarik-menarik, tiada henti.
Hingga di waktu ini, ketika aku menulis kumpulan kata ini,
Aku sahkan mereka berdua sebagai perpanjangan jalan.
Perpanjangan tangan Tuhan sebagai pelindung yang agung. Sebagai berkat yang tak pernah salah alamat.
Tjandramawa (Based On True Stories) ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.
Wumbokurniawan Sama seperti ketika kamu bernapas, bagiku, menulis adalah kehidupan. Di dalam sebuah tulisan, aku mampu menyampaikan satu per satu rasa yang tak bisa kuungkapkan, bahkan kepada mereka yang kusebut dengan keluarga. Menulis seperti memasuki lorong bisu yang hampa namun banyak sekali kunang-kunang beterbangan di sana. Di sana ada banyak cabang jalan yang harus dijajaki, satu per satu, namun dengan satu tujuan yang sama: kebahagiaan.
Jika salah satu tulisan di buku ini menyapamu ketika kesepian, percayalah, di sana ada jejakku yang pernah lewat dan meninggalkan beberapa berkas kusam. Aku selalu gemar menulis dan menyejajarkannya di inci per inci lorong gelap. Kertas-kertas itu seperti mengeluarkan spektrum cahaya kecil, namun sangat menenangkan. Kuulangi, berkali-kali, agar suatu ketika ada orang yang melakukan perjalanan yang sama, mereka mampu melihat cahaya itu, mengikutinya, dan sampai di tujuan yang sama.
WUMBOKURNIAWAN adalah penulis independen yang saat ini masih menetap di kampung halamannya. Suatu hari, akan ada banyak anak lagi yang diberkati oleh kumpulan kata-kata, ujarnya. Satu demi satu mimpinya dirakit dengan pasti, dari membuat kelas virtual bersama murid-murid terbatasnya hingga sebuah yayasan yang berfokus pada generasi muda untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Temui dia melalui surel awan.berjalan17@gmail.com dan Instagram @tjndrmw.