Dalam cerita ini, kita melihat bagaimana Arman menggu-nakan pengetahuannya seba-gai arkeolog untuk membim-bing komunitasnya melalui tantangan-tantangan yang tampaknya tak teratasi. Me-reka tidak hanya harus menghadapi ketiadaan tekno-logi, tetapi juga bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan kebakaran. Dengan se-mangat gotong royong dan inovasi, mereka menemukan cara untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga ber-kembang dalam kondisi yang sulit.
Zaman Kegelapan mengingat-kan kita bahwa di balik setiap krisis ada peluang untuk belajar dan tumbuh. Ini adalah kisah tentang pene-muan kembali keterampilan yang telah lama dilupakan, tentang kekuatan keber-samaan, dan tentang harapan yang tetap menyala bahkan di saat-saat tergelap.
Novel ini juga mengajarkan bahwa ketergantungan kita pada teknologi modern harus seimbang dengan kemam-puan untuk hidup mandiri. Kembalinya listrik di akhir cerita bukanlah tanda untuk kembali ke cara lama yang penuh ketergantungan, tetapi kesempatan untuk memba-ngun masa depan yang lebih bijaksana, di mana teknologi dan keterampilan dasar ber-jalan berdampingan.
Saya berharap kisah ini akan menginspirasi pembaca un-tuk melihat ke dalam diri mereka sendiri dan komu-nitas mereka, mencari cara untuk menjadi lebih mandiri, inovatif, dan bersatu. Dalam setiap tantangan, selalu ada pelajaran berharga dan keku-atan yang menunggu untuk ditemukan.
Penulis tinggal di Singosari Kabupaten Malang