About this ebook
Aku belum memutuskan untuk tetap mencintai atau membencinya. Ia membuatku ingin memeluknya, tapi sekaligus ingin lari menjauh di saat yang sama.
Lala:
Aku bahagia. Bersama Yudhis aku menemukan yang selama ini tak kupunya, perhatian dan kebebasan. Namun, ada debar ketakutan menyelinap. Kadang jadi teman baik, kadang kejutan yang mengganggu. Aku berusaha untuk percaya, tapi tak bisa.
Yudhis:
Mungkin ini terlalu cepat. Gue sudah memutuskan untuk menyukai Lala. Setiap kali bersamanya, gue merasa di puncak dunia. Gue ingin melindungi dan membuat Lala bahagia. Namun, gue takut Lala tahu sisi lain dari gue yang selama ini gue sembunyikan. Kadang gue enggak mengerti diri gue sendiri.
Ratings and reviews
- Flag inappropriate
- Flag inappropriate
- Show review history
- Flag inappropriate
- Show review history
About the author
Lucia Priandarini lahir di Malang, 21 Januari 1984 dan dibesarkan dalam rumah penuh buku. Sejak menempuh studi di Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, dia mulai bekerja lepas sebagai penulis buku nonfiksi bersama beberapa penerbit. Dia kemudian menulis fiksi untuk menuangkan rasa dari peristiwa yang tidak selalu mendapat ruang dalam tulisan nonfiksi.
Selain menjadi relawan di komunitas literasi dan anak, setelah lulus, dia bekerja sebagai jurnalis di beberapa media gaya hidup seperti Femina, dan kini sebagai penulis konten untuk beberapa media daring. Pada awal 2015, artikelnya berjudul “Melawan Lupa” memenangkan Juara 1 Lomba Menulis tentang Alzheimer kategori jurnalis Yayasan Alzheimer Indonesia, dan diterbitkan dalam buku Jejak Ingatan.
Novelnya yang pertama, Episode Hujan (2016), bercerita tentang orang hilang, dengan latar kehidupan jurnalis. Sementara yang kedua, 11.11 (2016) adalah cerita dalam 1x24 jam yang terinspirasi dari obrolan bersama orang-orang yang hidup dengan talasemia.
Surat elektronik : lucia.priandarini@gmail.com
Instagram/Twitter : @rinilucia Facebook : Lucia Priandarini.
Website : www.luciapriandarini.com
