PTK Guru Matematika: Penerapan Pembelajaran Kontekstual Pada Kelas Matematika Pokok Materi Ruang Dimensi Tiga di SMA

· Malinda
3.5
15 reviews
Ebook
77
Pages

About this ebook

Bila anda Guru Matematika, bisa manfaatkan dokumen ini untuk menulis Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) anda sendiri. Dokumen ini bisa di download pdf nya dan dimanfaatkan oleh anda sepenuhnya (tidak diproteksi).


Bila anda butuh bimbingan dan lain-lain dalam hal penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) anda sendiri, anda bisa kontak kami, nomor telepon dan lain-lain bisa anda lihat di halaman lampiran dari dokumen ini (halaman terakhir).


A. Latar Belakang

Pada umumnya Matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang kaku, jauh dari realita kehidupan sehari-hari. Pandangan tersebut berakibat pada adanya asumsi bahwa untuk mempelajari Matematika, seorang siswa harus berfikir serius, konkrit. Oleh karena itu, sering terungkap bahwa mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, sukar dipahami, dan membosankan Bahkan bagi sebagian siswa menganggap Matematika merupakan “momok yang menakutkan“, sehingga mereka cenderung menghindari mata pelajaran itu.

Fenomena ini terus berlangsung pada setiap jenjang pendidikan, yang berakibat pada terakumulasinya rasa ketidaktahuan dan ketidak berartian mata pelajaran Matematika. Kondisi ini, menyebabkan pelajaran Matematika menjadi semakin tidak disenangi, tidak diperdulikan dan bahkan diabaikan, sehingga prestasi belajar Matematika secara umum adalah rendah. 

Diantara faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi Matematika bagi siswa adalah guru. Gaya mengajar dan strategi penyampaian bahan pelajaran yang dipilih seorang guru sangat menentukan keberhasilan pembelajaran Matematika. Selain dianggap sulit, mata pelajaran Matematika juga dianggap tidak menyenangkan, 



hal ini wajar   terjadi   karena dalam Matematika objek dasar yang dipelajari adalah semi abstrak, sifat semi   abstrak objek Matematika tersebut tetap ada pada Matematika sekolah (Matematika yang diajarkan di sekolah). Melalui pemilihan metode, strategi mengajar, dan pendekatan yang tepat, guru dapat membantu mengurangi sifat abstrak dari objek Matematika, sehingga siswa mampu menangkap pelajaran Matematika yang diajarkan tanpa diiringi rasa takut, perasaan sulit, bosan dan sebagainya, melainkan terwujudnya suasana yang menyenangkan.

Penggunaan metode, strategi mengajar dan pendekatan oleh guru sangat menentukan kegiatan belajar siswa, serta penggunaan alat bantu peraga pelajaran dan media pembelajaran yang ada. Metode dan pendekatan pengajaran Matematika sangat banyak meliputi metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas, diskusi, inquiry dan lain-lain. Penggunaan metode-metode tersebut disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, karakteristik siswa, serta keberadaan lingkungan tempat siswa belajar.

Pada observasi awal guru-guru mata pelajaran Matematika sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Guru sebagai sumber utama ilmu, guru mendominasi kelas kemudian guru langsung mengajar materi Matematika, membuktikan dalil-dalilnya dan memberikan contoh-contoh, sedangkan murid duduk dengan rapi, mendengarkan dengan tenang dan berusaha meniru cara-cara guru membuktikan dalil dan cara menjawab soal. 


Keberadaan di kelas masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar atau metode mengajar. Kenyataan seperti ini kerap kali membuat siswa tidak bisa berkembang dan hanya menggantungkan dirinya kepada gurunya saja tanpa harus berfikir kritis. Hal semacam ini sangatlah sulit untuk merubah paradigma pembelajaran dan keadaan siswa. Pada hal sebenarnya, sekolah bukanlah satu-satunya sumber untuk belajar dan mencari ilmu, namun siswa bisa belajar dari lingkungan dimana mereka berada, yang tak pernah lepas dari masalah yang terkait dengan konsep dari pelajaran Matematika itu sendiri.

Apabila hal tersebut dihubungan dengan keberadan mutu pendidikan, maka pendidikan yang ada di Indonesia selama ini secara umum masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar yang baru yang lebih memberdayakan siswa. 

Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan, sekaligus kualitas Sumber Daya Manusia. Secara umum kegiatan belajar mengajar di kelas selama ini tidaklah produktif, sehari-hari kelas diisi dengan ceramah, sementara siswa dipaksa menerima dan menghafal. 



Untuk menghindari hal semacam itu, haruslah ada pilihan strategi pembelajaran yang lebih berpihak dan memberdayakan siswa. Perkembangan teknologi yang semakin cepat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan kurikulum yang ada sekarang. Yakni dengan diberlakukannya kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi sebagai upaya untuk peningkatkan mutu pendidikan.

Dalam kurikulum berbasis kompetensi, pengetahuan, ketrampilan dan sikap dikembangkan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual dengan cara menciptakan suasana belajar yang kondusif. Mengingat adanya bermacam-macam sifat pada siswa, maka untuk mudah tidaknya dalam memahami materi pelajaran dan termotivasi untuk mempelajarinya, disini guru dituntut lebih kreatif untuk memberikan kemudahan dalam pemahaman materi pelajaran Matematika, dan guru diharapkan dapat menggali kompetensi yang ada dalam diri siswa secara optimal. 

Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan guru dapat sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan motivasi dan kemudahan dalam memahami materi pelajaran Matematika bagi siswa. Untuk menghindari anggapan bahwa mata pelajaran Matematika adalah mata pelajaran yang membosankan, sulit untuk dipahami, dan dianggap menakutkan oleh sebagian siswa, maka pembelajaran Matematika diupayakan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. 


Dilakukan dengan penuh arti yang dapat ditempuh dengan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari yakni dengan menggunakan Pendekatan kontekstual (CTL/ Dirjen Dikdasmen Depdiknas, 2003). 

Berdasarkan pada hal tersebut di atas, maka prestasi belajar Matematika siswa kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi secara umum masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian pada setiap pokok materi yang menunjukkan tidak tercapainya ketuntasan belajar siswa yaitu  85 % siswa mendapat nilai minimal 70. 

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti sebagai guru mata pelajaran matematika, mengenai prestasi belajar siswa di SMAN 5 Cimahi yang secara umum rendah, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah gaya mengajar guru yang kurang bervariatif serta kurangnya media pembelajaran (buku paket LKS dan sarana yang lain). Keberadaan guru yang lebih dominan dalam proses belajar mengajar sehingga partisipasi, minat dan motivasi siswa kurang, serta kurangnya kreativitas guru dalam menghubungkan materi yang dijarkan terhadap kehidupan nyata yang dialami sehari-hari.

Maka dari itu, peneliti mencoba untuk menerapkan pendekatan kontekstual di kelas X SMA, sebagai upaya peningkatan prestasi, dan minat belajar siswa yang selama ini rendah.




Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti terdorong untuk memilih penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi dan Aktifitas Serta Minat Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Matematika Pokok Materi Ruang Dimensi Tiga di Kelas X SMA Tahun Pelajaran 201x/201x”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1 Apakah penerapan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA tahun pelajaran 201x/201x?

2 Apakah penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktifitas dan minat belajar siswa terhadap pelajaran Matematika?

C. Pemecahan Masalah 

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka alternatif pemecahan masalah yang yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah: 

1. Dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan merubah strategi pembelajaran.

2. Dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui pembelajaran kontekstual meningkatkan aktifitas dan minat belajar siswa melakukan observasi, lalu merancang evaluasi, situasi belajar dengan pendekatan kontektual.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai: 

1 Peningkatan prestasi belajar siswa kelas X MIA-4 SMA Negeri 5 Cimahi pada mata pelajaran Matematika pokok materi ruang dimensi tiga melalui pembelajaran kontekstual.

2 Aktifitas dan Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika melalui pembelajaran kontekstual.

E. Manfaat Penelitian

      Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berukut:

1. Membantu para guru Matematika dalam memilih dan menggunakan pendekatan mengajar serta metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

2. Merupakan sumbangan pikiran kepada guru Matematika dalam melaksanakan tugasnya demi tercapainya prestasi belajar Matematika yang maksimal dan meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.

3. Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

4. Bagi sekolah upaya ini dapat memberikan solusi alternatif dari masalah pembelajaran yang ada, guna meningkatkan hasil pembelajaran dan dapat meningkatkan sumber daya manusia. 

5. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 

      Penelitian ini terbatas pada: 

1. Mata pelajaran Matematika pokok materi ruang dimensi tiga 

2. Siswa kelas X SMA tahun pelajaran 201x/201x.

G. Definisi Istilah 

Untuk menghindari adanya salah pengertian di dalam mengartikan judul penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini.

1. Pembelajaran Kontekstual 

Pembelajaran kontekstual memiliki banyak pengertian, namun secara garis besar dapat diartikan bahwa, pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Nurhadi dkk, 2004:13).

2. Ruang Dimensi Tiga 

Bangun yang mempunyai panjang, lebar dan kedalaman (Wahyudin, 2002:149) Dalam penggunaan umum, dimensi berarti parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objek yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau ukuran dan bentuk. Dalam matematika dan fisika, dimensi adalah parameter yang dibutuhkan untuk menggambarkan posisi dan sifat-sifat objek dalam suatu ruang. Dalam konteks khusus, satuan ukur dapat pula disebut "dimensi" meter atau inci dalam model geografi, atau biaya dan harga dalam model ekonomi. Sebagai contoh, untuk menggambarkan suatu titik pada bidang (misalnya sebuah kota pada peta) dibutuhkan dua parameter— lintang dan bujur.

Dengan demikian, ruang bersangkutan dikatakan berdimensi dua, dan ruang itu disebut sebagai bersifat dua dimensi. Menggambarkan posisi pesawat terbang (relatif terhadap bumi) membutuhkan sebuah dimensi tambahan (ketinggian), maka posisi pesawat terbang tersebut dikatakan berada dalam ruang tiga dimensi (sering ditulis 3D). Jika waktu ditambahkan sebagai dimensi ke-4, "kecepatan" pesawat terbang tersebut dapat dihitung dengan membandingkan waktu pada dua sembarang posisi.

Dimensi fisis adalah parameter-parameter yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan di manakah dan bilamanakah sesuatu terjadi; misalnya: Kapankah Napoleon meninggal? — Pada tanggal 5 Mei 1821 di pulau Saint Helena (15°56′LS 5°42′BB). Dimensi fisis memainkan peran mendasar dalam persepsi seseorang terhadap sekitarnya. Teori-teori matematika klasik mendeskripsikan tiga dimensi fisis: dari titik tertentu dalam ruang, arah pergerakan dasar yang mungkin adalah ke atas atau ke bawah, ke kiri atau ke kanan, dan ke depan atau ke belakang. Sembarang pergerakan dapat diungkapkan dengan hanya tiga dimensi tersebut. Bergerak ke bawah samalah dengan bergerak ke atas secara negatif.  Bergerak diagonal ke depan atas samalah dengan bergerak dengan kombinasi linear ke depan dan ke atas. Dimensi fisis ruang dapat dinyatakan paling sederhana sebagai berikut: suatu garis menggambarkan satu dimensi, suatu bidang datar menggambarkan dua dimensi, dan sebuah kubus menggambarkan tiga dimensi. 

Waktu sering disebut sebagai "dimensi keempat". Hal ini menyediakan jalan bagi pengukuran perubahan aspek-aspek fisika. Hal ini dilihat secara berbeda bahwa dari tiga dimensi spasial hanya ada satu dimensi, dan pergerakannya terlihat selalu memiliki nilai pasti dan sejajar dengan waktu (searah).

Persamaan-persamaan yang digunakan oleh ahli fisika untuk menyatakan model realitas seringkali tidak memperlakukan waktu sebagaimana manusia memandangnya. Misalnya, persamaan klasikal mekanik yang adalah T-simetri (bersimetri dengan waktu) dengan persamaan dari mekanika kuantum sebenarnya bersimetri jika waktu dan kuantitas lain (seperti C-simetri (charge)) dan matematikaparitas dibalikkan.Pada model ini, persepsi waktu mengalir kesatu arah adalah artefak dari hukum-hukum termodinamika.(Kita melihat waktu mengalir kearah peningkatan (entropi). 

Orang yang paling terkenal memandang waktu sebagai dimensi adalah Albert Einstein dengan teori relativitas umum yang memandang ruang dan waktu sebagai bagian dari dimensi ke empat. Teori matematikaseperti teori untai (string theory) meramalkan bahwa ruang tempat kita hidup sesungguhnya memiliki banyak dimensi (sering disebutkan 10, 11, atau 26), namun semesta yang diukur pada dimensi-dimensi tambahan ini berukuran subatom. Akibatnya, kita hanya mampu mencerap ketiga dimensi ruang yang memiliki ukuran makroskopik.


Ratings and reviews

3.5
15 reviews
ryleon sanchez
January 8, 2020
AKU MAU DONDLOD TAPI DI BAYAR
1 person found this review helpful
Did you find this helpful?

About the author

 

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.