anak di Indonesia masih belum berkembang dengan baik. Selain karena
disebabkan oleh masih minimnya buku dan bacaan anak yang berkualitas
di Indonesia, perbincangan seputar sastra untuk anak dan pembaca muda
di negeri ini masih sering dikaitkan dengan aspek pedagogis. Sastra untuk
anak dan remaja masih dianggap sebagai sarana yang paling ampuh untuk
memperkenalkan nilai-nilai yang dianggap baik dalam masyarakat. Hal
ini menyebabkan terabaikannya unsur-unsur lain yang sama pentingnya
untuk meningkatkan imajinasi pembacanya, misalnya unsur fantasi dan
imajinasi yang kuat.
Sementara itu, kajian tentang maskulinitas juga merupakan kajian
yang sepi peminat dalam studi gender di Indonesia. Studi gender dalam
dunia akademik internasional maupun di Indonesia masih didominasi
oleh studi tentang perempuan. Hal ini patut disayangkan, karena lakilaki
justru memiliki peran kunci dalam pembentukan tatanan gender
yang setara. Studi yang telah saya lakukan ini saya harap bisa memberi
kontribusi kecil terhadap pemahaman kita tentang maskulinitas
Indonesia. Semakin banyak studi yang dilakukan tentang norma
kelelakian Indonesia, maka akan semakin bagus untuk menyadarkan
masyarakat bahwa maskulinitas itu beragam dan tidak harus selalu
dikaitkan dengan kekuatan isik dan dominasi.