Shalat merupakan syariat terpenting dalam Islam. Posisinya dalam rukun iman menempati urutan kedua setelah syahadat sebagai gerbang masuk Islam. Artinya, setelah seseorang menjadi muslim, secara otomatis dibebankan kepadanya kewajiban shalat. Bahkan Nabi mengidentifikasi shalat sebagai pembeda antara seorang muslim dan nonmuslim. Saking pentingnya shalat, kewajiban ini tak boleh ditinggalkan dalam segala kondisi. Tak ada alasan sibuk bekerja, dalam perjalanan, maupun dalam kondisi sakit. Hanya saja ada keringanan (rukhshoh) dalam mengerjakan shalat pada saat-saat tertentu, misalnya saat sedang menempuh perjalanan jauh, shalat bisa dilakukan dengan cara jamak qashar (digabung dan diringkas). Dalam kondisi sakit, shalat dapat dilakukan dengan cara duduk, berbaring, dan dengan isyarat. Bahkan jika tidak ada air atau karena sakit yang tidak diperbolehkan kena air, maka wudhu dapat diganti dengan tayamum. Banyak dalil dari Al-Qur’an dan hadis yang menekankan betapa pentingnya shalat bagi setiap muslim. Lalu bagaimana seharusnya sikap kita kaum muslimin selaku pihak yang menerima kewajiban tersebut? Tentu saja sebaiknya kita melaksanakan kewajiban itu dengan ikhlas dan sepenuh hati. Salah satu bentuk kesungguhan itu adalah dengan mempelajari berbagai hal terkait dengan shalat itu sendiri. Dari sinilah kita bisa melihat betapa penting kehadiran kitab yang oleh penyusunnya, Dr. Sa’id ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani diberi judul “Shalatul Mu’min” yang membahas tuntas segala hal tentang shalat disertai dalil-dalil kuat yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunah Rasul saw. Kapasitas beliau sebagai seorang ilmuan Islam tercermin dari kemampuan beliau menyajikan pembahasan menyeluruh seputar shalat dalam kitab ini, bahkan sampai saat ini dipandang sebagai kitab terlengkap dalam membahas shalat dan hal-hal lain yang terkait dengannya. Semoga para pembaca bisa mengambil manfaat dari kitab ini. Selamat membaca.