Mensyukuri Bahasa Indonesia 25 Kolom Bahasa

Sudaryanto, M.Pd

Dec 2016 · Samudra Biru

About this ebook

Pada 4-5 September 2012 lalu, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan forum keberagaman bahasa Asia-Europe Meeting (ASEM). Forum ini merupakan kegiatan diskusi terbuka antara pembuat kebijakan, ahli bahasa, dan perwakilan masyarakat yang aktif dalam pelestarian bahasa daerah yang terancam punah di Asia dan Eropa. Pertanyaannya, apa pesan utama yang dapat diambil dari forum bertaraf internasional tersebut? Terhadap pertanyaan itu, perlu diketahui terlebih dahulu tema yang diangkat pada forum tersebut, yakni “Melestarikan dan Mempromosikan Keberagaman Bahasa di Asia dan Eropa Menuju Pengembangan yang Berkelanjutan”. Jelas kiranya, pesan utama yang ingin disampaikan dari forum ASEM ialah mengajak kita guna melestarikan dan mempromosikan bahasa di Asia dan Eropa, termasuk bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Harapannya, melalui forum itu, kita diajak untuk merawat bahasa Indonesia dan bahasa daerah (ibu). Lain harapan, lain pula kenyataan. Saat ini kosakata asing (baca: bahasa Inggris) banyak bertaburan di sekitar kita. Di Jogja, begitu akrab dengan nama-nama, seperti Merapi View, XT Square, Saphir Square, Ambarukmo Plaza, Alfamart, Indomart, Circle K, Kids Fun, Pamela Swalayan, sampai istilah download, handphone, dan mangrove.

About the author

Ia menyelesaikan studi S-1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Yogyakarta pada 2006, dan studi S-2 di Program Studi Linguistik Terapan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta pada 2012 dengan predikat Cumlaude. Sejak 2012 hingga kini, ia menjadi dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta. Sejak November 2013 hingga Juli 2015, ia menjadi dosen tamu di Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Kajian Bahasa dan Budaya Asia Tenggara Universitas Kebangsaan Guangxi (GXUN), Kota Nanning, Provinsi Guangxi, Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Berkat pengalamannya mengajar BIPA di Tiongkok, ia mendapat amanah mengasuh mata kuliah Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan mata kuliah Menulis di Kelas Darmasiswa KUI UAD 2015/2016 dan 2016/2017. Selain mengajar, ia juga aktif menulis. Karya-karyanya berupa artikel opini, puisi, resensi, dan artikel jurnal telah dipublikasikan di surat kabar nasional dan lokal, serta jurnal, a.l. Kompas, Republika, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, Harian Jogja, Koran Merapi Pembaruan, Pewara Dinamika UNY, Bahastra, dan Kajian Linguistik dan Sastra. Selain itu, ia juga menulis sejumlah buku, a.l., (1) Ayo Meresensi Buku (2008), (2) Rumahku Keluargaku (2009), (3) Menguangkan Ide: Kaya dari Menulis Artikel (2010), (4) Melejitkan Karier Guru dengan Menulis (2011), (5) Guru Bukan Tukang Mengajar (2012), (6) Guru Cerdas: Melejitkan Karier dan Potensi Guru (2012), (7) Himpunan Peribahasa Nusantara (2015), (8) Dari Teks hingga Karakter: Bunga Rampai Pembelajaran Bahasa Bahasa Indonesia (2015), (9) Inilah Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik (2015), dan (10) Pengajaran Bahasa Indonesia di Tiongkok: Sebuah Bunga Rampai (2016). Di samping mengajar dan menulis, ia juga sering diminta untuk menjadi narasumber (tutor) bidang penulisan artikel dan esai di luar kampus, a.l., Bengkel Bahasa dan Sastra Indonesia Guru Bahasa Indonesia SLTP Kabupaten Sleman Balai Bahasa DIY (April-Mei 2016), Pelatihan Menulis Esai MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Bantul (Februari 2016), dan Workshop Penulisan Esai Ilmiah MGMP Bahasa dan Sastra Indonesia MA DIY (Maret 2016).