Bukankahku pernah ada dalam hari-harimu ?
Bukankahku pernah tersenyum untuk-mu ?
Bukankahku pernah bersinar menerangimu ?
Bukankahku pernah hadir dalam sepimu ?
Bukankahku telah berpuisi untuk menceritakan getar hatiku ?
Bukankahku pernah berteriak bahwaku menyayangimu ?
Tapi satu hal yang mungkin kau tak tahu. Ada deraian air mataku karenamu
Jika kau bertanya di mana sinarku
Tanyakan saja pada puisiku dan waktu
Ia tak kan berdusta. Esok fajar kan tiba, tapi tidak denganku
Puisiku kan bercerita tentang bahagia dan derita
Mungkin puisiku tak berarti namun bait-baitnya adalah isi hati
Jika kau Tanya di mana sinarku ? Puisiku adalah kejujuranku
Jika kau Tanya di mana sinarku ? Bukankah ku pernah ada ?
Muhammad As_Syarif, 03 Maret 2019 09:17
Cintanya telah pergi dari tempat yang penuh sandiwara ini dengan begitu cepat. Betapa rindunya hati Indah dan semuanya, menjalani hari yang tak biasa tanpa sosok sang cinta dalam hari-harinya. Namun ia harus tetap teguh dan berusaha tetap semangat. Walau peristiwa pahit itu tak mudah ia hadapi, menerima semua kenyataan itu sangatlah berat.
“ mengapa ia di tinggal sang Cinta ?”
Namun semua adalah rahasia Allah. Mungkin ini sudah takdir yang terbaik baginya. Ia pasrahkan semuanya kepada Allah SWT, Pemilik Segalanya.
KONTRIBUTOR:
1 Muhammad As_Syarif elQomr (Moh. Syarifuddin) 2 Dian Mila Khumairoh (Yolanda) 3 Virgin Siska Aulia 4 Hilda Safitri 5 Elok Faiqoh Karina Hidayati 6 Miftahul Jannah 7 Maulida Al_Fajr (Maulidatul Hasanah) 8 Zakiyah Ilvi 9 Zainullah H 10Ilzha Nifadzatiz Zulfa