Malaikat Bertanduk: Kumpulan Cerpen

Muhammad Akis

Jul 2021 · Absolute Media

About this ebook

Dunia cerpen di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal itu bisa dilihat dengan munculnya banyak penulis-penulis baru dalam dunia cerpen dengan gaya bertutur dan pilihan tema cerita yang beragam, yang menjadi kekhasan antara masing-masing penulis cerpen dalam membangun struktur cerita. Mulanya, penulis cerpen atau seorang cerpenis dipandang sebelah mata, tidak sepopuler penyair, dan novelis. Tapi seiring berlalunya waktu, seorang cerpenis memiliki tempat tersendiri dan istimewa di kalangan penikmat sastra di Indonesia.

Banyaknya buku antologi cerpen yang dibukukan dan adanya rubrik khusus di surat kabar setiap edisi minggu yang mempublikasikan cerpen, semakin menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat akrab dan memiliki apresiasi yang tinggi terhadap perkembangan dunia cerpen. Bentuk cerpen yang relatif pendek, dengan jumlah halaman yang sedikit, tapi mampu menggambarkan suatu kondisi dengan tampilan yang utuh, membuat cerpen diminati banyak orang, karena hanya sekali duduk, dan dalam waktu yang tidak lama, pembaca sudah bisa memahami keseluruhan dari cerita. Berbeda dengan novel, yang harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui keseluruhan cerita. Sehingga, tradisi penulisan cerpen, apapun gaya dan temanya akan terus hidup untuk memenuhi kebutuhan pembacanya akan dongeng, renungan diri, sekaligus jelajah emosional dan intelektual mereka.

Cerpen sebagai sebuah karya sastra, selalu menjadikan manusia sebagai objek kajian, sehingga tema atau ide dalam cerpen tumbuh dan berkembang seiring berkembangnya kebudayaan manusia itu sendiri. Tema-tema dalam cerpen akan banyak mengambil tema-tema berkaitan dengan kebudayaan manusia. Sehingga tidak heran, kondisi sosial, kondisi ekonomi, politik, keamanan dan budaya masyarakat sekitar yang terjadi akan mempengaruhi tema-tema cerpen yang diambil. Disamping itu, tema tentang cinta selalu menjadi pilihan bagi para pengarang cerpen dalam menulis cerita.

Buku kumpulan cerpen “Malaikat Bertanduk” yang ditulis oleh Muhammad Akis ini banyak bercerita tentang nilai-nilai religius masyarakat Bugis dan kekuatan semangat dalam menuntut ilmu agama seperti dalam cerpen “Pulang”. Tokoh dalam cerita ini memiliki semangat yang sangat kuat untuk belajar agama bahkan sampai menuntut ilmu agama ke Kairo. Sementara tema tentang cinta dapat dijumpai dalam cerpen berjudul “Dewi Fortuna Tertawa Lebar”. Cerpen ini bercerita tentang ketertarikan tokoh dalam cerita ini yang terpesona kepada seorang perempuan yang memiliki paras cantik yang sedang mencari VCD di kios miliknya.

Jika cerpen dipahami sebagai cerminan jiwa dan intelegensia pengarangnya dalam membangun cerita, maka kita akan mendapati intelegensia pengarang kumpulan cerpen ini dalam menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerpen-cerpennya dengan bahasa yang renyah, mengalir dan enak dibaca, dengan pilihan diksi dan personifikasi yang menarik. Banyak pesan-pesan moral yang bisa diambil dalam cerpen yang ditulis oleh Muhammad Akis ini tanpa sedikitpun berusaha menggurui.

Buku kumpulan cerpen “Malaikat Bertanduk” ini layak dimiliki dan menjadi teman di waktu senggang. Karena cerita-cerita dalam kumpulan cerpen ini sangat menghibur dan penuh dengan pesan-pesan moral yang bisa diambil pelajaran.

Semoga terbitnya buku kumpulan cerpen ini bisa memberikan manfaat sebanyak-banyak bagi para pembaca.

Selamat membaca !!!

About the author

Guru di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang