Saring Sebelum Sharing

· Bentang Pustaka
4.8
127 reviews
Ebook
344
Pages

About this ebook

Bagaimana memahami Hadis Nabi sesuai konteks kehidupan Rasulullah Saw. dan menjadikannya aplikatif untuk zaman now? Buku ini ditulis oleh akademisi yang memiliki reputasi internasional, tetapi juga dianggap sebagai kiai muda kebanggaan para santri tradisional. Kisah interaksi Nabi dengan para sahabat dan juga dengan kalangan non-Muslim, cara Nabi memutuskan sebuah perkara, hingga dakwah beliau yang terkenal santun—lengkap dibahas dalam buku ini. Dengan merujuk ke literatur keislaman yang otoritatif, Gus Nadir (panggilan akrab Nadirsyah Hosen) mengurai problematika dan kontekstualisasi berbagai kisah Nabi dan riwayat hadis dengan cara yang unik. Kehati-hatian Gus Nadir dalam menjelajah berbagai referensi sungguh menggugah kesadaran kita untuk belajar memilah informasi dengan cara yang sama. 
Melalui buku Saring Sebelum Sharing,  Gus Nadir mengajak kita untuk memahami teks melalui konteks, meninggalkan kebiasaan belajar instan, dan tidak mudah menghakimi yang lain hanya dari sepenggal ayat maupun hadis.

Ratings and reviews

4.8
127 reviews
Suprianto Brewokz86
March 6, 2022
Semoga buku yg serupa ini akan lebih banyak di negri ini yg di sertai dari pelaku dari isi cerita buku ini juga akan muncul lebih banyak lagi dari penerus .ok buanget dan perlu jadi insfirasi bagi anak"bangsa ini.aamiin.yra.
Did you find this helpful?
Adam Azano Satrio
June 26, 2019
Buku ini memberikan dekonstruktif pemikiran seputar ajaran hadist dan beberapa kisah asbabun nuzul turunnya hadist tersebut. Tidak hanya sampai di situ, bagaimana menafsirkan kembali pemaknaan subtantif suatu hadist menjadi hal menarik dan menyenangkan, yang membuktikan bahwa zaman apapun akan sangat bisa di kaji dengan islam, terutama islam yang memberikan kebahagiaan bagi semua.
6 people found this review helpful
Did you find this helpful?
Noviar Bagus
January 16, 2023
Matur nuwun gus. Bukunya berbobot sekali. banyak sekali hikmah yg saya ambil dari buku ini. layout ebooknya enak dibaca dan tidak melelahkan mata. Sekali lagi, terima kasih.
Did you find this helpful?

About the author

NADIRSYAH HOSEN, yang lahir pada 8 Desember 1973, adalah Rais Syuriah PCI (Pengurus Cabang Istimewa) Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New Zealand. Menempuh pendidikan formal dalam dua bidang yang berbeda, Ilmu Syari’ah dan Ilmu Hukum, sejak S-1, S-2, dan S-3. Pemegang dua gelar Ph.D. ini memilih berkiprah di Australia hingga meraih posisi Associate Professor di Fakultas Hukum, University of Wollongong. Namun kemudian, dia “dibajak” untuk pindah ke Monash University pada 2015. Monash Law School adalah salah satu Fakultas Hukum terbaik di dunia. Baru setahun pindah ke Monash, beliau sudah diminta mengurusi Monash Malaysia Law Program—sebuah program unggulan melibatkan mahasiswa dari Australia, Kanada, Belanda, Jerman, dan Prancis. Di Kampus Monash, beliau mengajar Hukum Tata Negara Australia, Pengantar Hukum Islam, dan Hukum Asia Tenggara. 
Gus Nadir, begitu warga NU biasa menyapanya, adalah putra bungsu dari almarhum Prof. K.H. Ibrahim Hosen, seorang ulama besar ahli fikih dan fatwa yang juga pendiri dan Rektor Pertama Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) dan Institut Ilmu Al-Quran (IIQ), dan 20 tahun menjadi Ketua MUI/Ketua Komisi Fatwa (1980—2000). Dari abahnya inilah Gus Nadir belajar mengenai ilmu tafsir, fikih, dan Ushul Al-Fiqh. Dari jalur abahnya pula dia memiliki sanad keilmuan melalui Buntet Pesantren. Gus Nadir juga belajar Ushul Al-Fiqh kepada almarhum K.H. Makki Rafi’i yang pada masa pensiunnya menetap kembali di Cirebon. Gus Nadir juga belajar bahasa Arab dan ilmu hadis kepada almarhum Prof. Dr. K.H. Ali Musthafa Ya’qub. Kiai Makki dan Kiai Ali Musthafa merupakan alumni dari Pesantren Tebuireng maka sanad Gus Nadir baik dari jalur Buntet maupun Tebuireng menyambung sampai ke Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari (Allah yarham). 
Pada 2012, saat sabbatical leave dari kampus tempat dia bekerja, Gus Nadir memilih meneruskan studinya di Mesir, sambil berziarah ke makam para awliya. Walhasil, latar belakang pendidikan formal dan nonformal Gus Nadir membawanya ke dalam posisi yang unik. Kajian klasik-modern, timur-barat, hukum Islam-hukum umum dikuasainya. Menjadi dosen di kampus kelas dunia, tetapi juga ikut mengasuh Ma’had Aly Pesantren Raudhatul Muhibbin di Caringin, Bogor pimpinan Dr. K.H. Luqman Hakim, diundang sebagai pembicara di berbagai seminar internasional, juga rutin setiap bulan mengurusi majelis khataman Al-Quran. Tak heran jika dia menjadi orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang diangkat sebagai dosen tetap di Fakultas Hukum, Australia. 
Pergaulannya luas, akrab dengan para profesor kelas dunia, begitu juga dengan para gus dan kiai pondok pesantren di Tanah Air. Hal ini karena pembawaan Gus Nadir sendiri yang ramah, humoris, santun, dan santai. Dia pun selalu mengenang pesan ibunya, “Tetap sederhana, Nak!”

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.