Dari Hukum Makanan tanpa Label Halal hingga Memilih Mazhab yang Cocok.: Islam Q & A

Dr Nadirsyah Hosen

Oct 2015 · Noura Books

About this ebook

"Apakah boleh menjamak shalat karena terjebak macet saat pulang kantor?

" Adakah pilihan lain dalam pelaksanaan kewajiban shalat Jumat?

" Bolehkah perempuan Muslimah membuka aurat di depan perempuan non-Muslimah? 

" Bolehkah kita memakan hewan sembelihan yang pada saat disembelih tidak disebut nama Allah?

" Apakah makanan yang tidak ada label halalnya dapat tergolong makanan halal? 

***

Sejak Gus Nadir-penulis buku ini-tinggal di Australia 18 tahun lalu, santri dan sarjana syariah ini sering mendapat pertanyaan keislaman. Selama belasan tahun itu, kiai muda dengan dua gelar Ph.D. ini sangat menikmati "dialog interaktif" dengan para kolega dan umatnya. Sebuah proses dialog yang mengasyikkan, karena tak jarang jawaban-jawaban yang diberikannya "disanggah" dan disusul dengan pertanyaan-pertanyaan lain. Jadilah, buku ini--yang merupakan rangkuman dialog tersebut--menjadi jawaban Islam yang relevan dan mewakili banyak tantangan serta peristiwa dalam kehidupan Muslim masa kini. 

[Mizan, Ibadah, Fiqih, Islam, Muda, Indonesia]

Ratings and reviews

This book accompany me while living in Japan. I can relate with the content of this book since I am also living as a foreign student. I have had many questions and most of the time my questions are discussed in this book. Very happy with the comprehensive explanation. Thank you, Gus Nadir.

Belajar mengenai keragaman pemahaman ajaran Islam dgn bahasa bercerita yang tidak menggurui.

Buku ini adalah buku pertama yang saya beli via Google Play di Jerman, karena penasaran dengan isinya. Isinya sangat bermanfaat bagi saya yang sedang menempuh studi disini, bagaimana cara menghadapi hal2 yang berkaitan dengan keagamaan, yang tidak pernah saya temui selama di Indonesia. Dibahas dengan bahasa populer yang mudah dipahami.

About the author

Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, L.L.M., M.A. (Hons), Ph.D. mengajar di School of Law, University of Wollongong sejak 2007. Pada Juli 2015, ia akan resmi pindah mengajar di Faculty of Law, Monash University, Clayton, Victoria, Australia.

Gus Nadir, begitu ia biasa disapa, adalah orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang diangkat sebagai dosen tetap pada Fakultas Hukum di Australia. Ia juga mendapat Postdoctoral Fellowship di TC Beirne School of Law, University of Queensland (2005-2007).

Nadir menyelesaikan pendidikan S-1 dari Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, Fakultas Syariah, IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada sore harinya, ia juga kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kemudian, ia meneruskan memperoleh gelar Master of Arts dalam bidang Islamic Studies di University of New England dan Master of Laws dalam bidang Comparative Law di Charles Darwin University.

Selalu ingin belajar membuatnya meneruskan studi lanjutnya pada program Ph.D. in Law di University of Wollongong, dan pada saat bersamaan ia mengambil program Ph.D. bidang Islamic Law di National University of Singapore. Sejak 2005, Nadirsyah Hosen diberi amanah sebagai Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Australia-New Zealand.[]