Panggilannya sejak SMP adalah Joe. Nama aslinya, sih, Anindito Satrianto. Bagus, kan, namanya? Dipanggil “Joe” gara-gara si Komo lewat, aeh, gara-gara nama belakangnya mirip sama nama belakangnya Joe Satriani, gitaris top nan gondrong tapi sekarang sudah gundul itu. Di dunia maya lebih ngetop dipanggil “Joesatch”, sehubungan alamat blog pertamanya – yang norak – di http://joesatch.wordpress.com.
Joe dari nama panggilannya, Satch dari Satriani, aeh, Satrianto. Nama itu dipilih cuma biar keliatan gaul dan alay saja. Tiada alasan lainnya. Sampai sekarang pun masih suka misuh dengan kampretnya di http://diary.satchdesign.com.
Priyayi dengan bapak-ibu asli Solo, yang ketiban takdir untuk lahir dan besar di Denpasar. Setamat SMA Negeri 1 Denpasar meneruskan kuliahnya di Strata-1 Gadjah Mada jurusan komputer-komputeran, yang sempat bikin guru-guru di sekolahnya nyaris jantungan saking nggak percayanya. Sekarang kalau mudik justru ke Jakarta-coret, dekat Situ Gintung, gara-gara babahnya dipindah-tugaskan ke ibukota negara kita tercinta.
Setelah wisuda sampai sekarang masih betah di Jokja (sembari mengawasi adik-adik sepupunya yang seabrek, yang juga kuliah di kota yang sama) dan masih percaya bahwa Jokja adalah cinta tiada akhir. Dan gara-gara sering bingung kalau ditanyain asli mana sama teman sebangkunya pas lagi naik Senja Utama, akhirnya jadi lebih sering menjawab dengan yakin bin nggaya, “Marseille, Perancis!”
Kesehariannya yang lain bisa juga dipelototin lewat akun Twitter-nya di http://twitter.com/masditto. Tapi, mendingan nggak usah nge-follow, deh, daripada makan ati. Suka sombong nggak mau melakukan tindakan folbek kalau di-follow di Twitter, sih, soalnya. Jadi, lebih baik ditanya-tanya aja langsung via http://ask.fm/masditto. Yang terakhir ini pasti bakal langsung diresponnya dengan penuh semangat.