"Bapak pilih saja yang paling enak, saya yang bayar," kataku.
"Saya minum kopi susu saja. Sudah 20 tahun saya nggak meminumnya," jawabnya.
Setelah habis, kutawari segelas kopi susu lagi dan menu yang lain. Lalu dia berujar,"Yang enak dan nikmat itu yang pertama, Pak. Yang kedua dan seterusnya adalah rakus."
Tak hanya sekali Houtman Z. Arifin meresa tercerahkan oleh orang-orang yang dia bantu. Baginya pengamen cilik, tukang ojek sepeda, dan orang cacat yang dia temui di jalan adalah guru kehidupan. Berbagi dengan sesama adalah sumber kebahagiaan yang besar dalam hidupnya.
Buku ini merupakan kumpulan kisah yang di susun Houtman Z. Arifin kala dirinya tengah bergelut dengan kanker darah. Ajal memang telah membubuhkan titik bagi napasnya, tetapi tidak bagi inspirasinya.
"kumpulan kisah reflektif ini adalah hadiah Pak Houtman untuk pembaca. Tak hanya harus dibaca, tetapi juga diambil inspirasinya ."
--Ismail A.Said ,Presiden Direktur Dompet Dhuafa.
[Mizan, Noura Books, Nourabooks, Memoar, Inspirasi, Indonesia]