About this ebook
"Kau selalu menginginkan aku 'kan, Sayang?" Haldev berbisik mesra di telinga kiri Lyzen.
"Sepertinya begitu."
Haldev menyeringai. "Aku rasa kita berdua masih saling membutuhkan di ranjang."
Sementara, rengkuhan kedua tangannya di pinggang sang istri semakin kuat. Tak ingin melepas wanita itu jauh dari dirinya.
"Aku sepakat kau dan aku masih saling membutuhkan di ranjang. Tanpa ada pernikahan lagi, kita tetap bisa tidur bersama 'kan, Haldev?"
Digelengkan kepala segera. Menunjukkan rasa tak setuju akan jawaban Lyzen. Memang bukan seperti itu yang diinginkannya.
"Tidak, Sayang. Tidur bersama tidak hanya demi memuaskan kebutuhan biologis bagiku." Haldev menjawab mantap.
"Lebih dari itu, bagiku," sambungnya. Suara kian mantap.
"Apa yang kau maksud, Haldev?"
"Kau akan tahu, kalau kau bersedia membatalkan perceraian kita, Sayang. Aku akan membuktikannya padamu."
"Tapi, sampai sekarang aku belum hamil. Kau pasti ingat bagaimana kesepakatan kita?"
Lyzen meningkatkan intensitas tatapan. "Kalau, aku tidak berhasil mengandung selama dua tahun, kau dan aku akan bercerai. Kau bisa mencari wanita lain."
"Aku tidak mau, Lyzen. Aku cuma ingin memiliki anak denganmu. Bukti bahwa kau penting di hidupku."
.............
Sesuai dengan kesepakatan pernikahan kontrak yang setujui, Haldev Smith dan Lyzen Roberts akan bercerai saat rumah tangga mereka berumur dua tahun.
Ada pengecualian untuk membatalkan perpisahan, yakni Lyzen harus mengandung buah cintanya dengan Haldev. Namun sayang, Lyzen tak kunjung hamil.
Perceraian di antara mereka pun harus dilakukan. Lyzen sudah mantap bercerai. Padahal, ia mencintai Haldev. Tapi, didahulukan kesepakatan.
Haldev juga tak inginkan perceraian. Ia berupaya mempertahankan Lyzen dan pernikahan mereka dengan caranya sendiri.
Meninggalkan posisi sebagai CEO perusahaan dan bekerja sebagai asisten rumah tangga Lyzen, merupakan taktik jitu yang Haldev ambil.
