Lebih Baik Polygami daripada Dolygami: Monogami vs Poligami

Irwan Winardi
3.8
75 reviews
Ebook
36
Pages

About this ebook

 Ketika seorang tokoh agama Islam yang terkenal di Negri Ini mengumumkan kepada media massa bahwa dirinya telah resmi berpoligami. Reaksi beberapa orang muslim sangatlah aneh, mereka seakan memandang perbuatan tokoh agama tersebut sebagai perbuatan yang tak bermoral. Dan akibatnya tokoh tersebut menjadi bulan-bulanan media massa. Hal ini menjadi kesempatanbagi media massa untuk mempropagandakan sikap anti poligami. Akibatnya poligami dipandang seakan sebagai perbuatan yang tak beradab, pelaku poligami dipandangsebagai orang barbar. 

Reaksi dari para pemimpin tertinggi Negri Ini, lebih ajaib lagi. Mereka bertingkah seperti waria yang kebakaran jenggot. Mereka seakan-akan menjadi pahlawan kesiangan yang ingin membela martabat wanita dengan merencanakan Undang-undang anti poligami. Sementara
bejatnya akhlak diantara mereka seperti tak mereka persoalkan. Banyaknya kegiatan “studi banding” yang tidak pada tempatnya diantara
pemimpin Negri Ini (“studi banding” disini adalah membandingkan rasa perempuan yang ada dirumah dengan perempuan di luar rumah/nikah), tak seorangpun berkoar. Tak terpikir sedikitpun oleh mereka untuk
membuat Undang-undang dan Hukum anti Perzinahan. 

Jadi tidak aneh, jika reaksi masyarakat Negri Inimemandang sebagai hal yang biasa, malah justru serasa mendapat sarana hiburan baru, ketika ketika video“studi banding” (dalam tanda kutip)  seorang legislatif Negri Ini tersebar di masyarakat. Sementara wanita itu, yang dijadikan obyek“studi banding” (dalam tanda kutip) anggota legislatif tersebut, meraih kepopuleran dan simpati masyarakat sebagai orang yang terdzalimi.

Sudah menjadi rahasia umum bobroknya ahlak beberapa birokrat Negri Ini, hingga perbuatan sebejat apapun (asal tidak ketahuan) sudah diangap  sesuatu yang biasa. Di kalangan rakyat jelata muncul ejekan bagi
mereka yaitu “ahlul zinah wal jama’ah”. Rakyat jelata bukannya tidak
tahu apa perbuatan bejat mereka. Rakyat jelata sudah mafhum bahwa, mereka pergi keluar rumah dan memberi tahu istrinya bahwa kepergiannya adalah untuk “rapat negara”, “studi banding” (dalam tanda kutip) dsb. Ketika akibat kelalaian salah satu dari mereka, “rapat
negara” dan “studi banding” (dalam tanda kutip) tersebut tersebar di masyarakat, rakyat sudah tak perduli, karena rapat, sidang, studi banding yang resmi pun  (tanpa tanda kutip)  tak ada artinya bagi rakyat. Slogan-slogan dan janji mereka bisa dikatakan hanya basa-basi. 

Begitulah keadaan negri yang ajaib ini, seorang yang melakukan perkawinan dengan jalan halal dianggap tak bermartabat, sementara protes-protes yang melarang kegiatan porno dan perzinahan dianggap melanggar hak azasi manusia. 

Artikel ini akan memaparkan berbagai segi tentang poligami dari berbagai macam sumber dan fakta yang ada. Penulis berharap, bahwa artikel ini dapat memberi pengertian tentang poligami Islam dan bisa menyadarkan orang yang berpendapat keliru tentang poligami Islam.
Harapan lainnya,  para pembaca akan memperoleh hikmah dari syariat Islam yang mengakui poligami dan terbebas dari jebakan propaganda yang mendiskreditkan Islam. 

Ratings and reviews

3.8
75 reviews

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.