Kenapa Allah Nggak Kelihatan, Ma?

Sa`diah Lanre Said

thg 3 2016 · Noura Books

Giới thiệu về sách điện tử này

*Ma, katanya Allah Mahabesar. Kenapa nggak kelihatan?
*Katanya Allah satu. Tapi kenapa juga ada di mana-mana?
*Kematian itu apa? Bagaimana rasanya?

"Kalau Allah sayang sama kita, kenapa Dia membuat kita sakit? Kenapa ada kematian? Pertanyaan-pertanyaan dari anak saya yang sedang tumbuh selalu membingungkan dan memaksa saya untuk mencari referensi-referensi yang mampu membantu menjawab pertanyaannya dengan bahasa anak-anak pula. Sebagai sahabat dari penulis, saya sering mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan anak saya, dan penulis selalu memberikan pencerahan bagaimana menjawab sesuai logika, dan yang terpenting berdasarkan ajaran agama Islam. Saya senang sekali akhirnya penulis menerbitkan buku ini, yang saya yakin akan sangat membantu, tidak hanya saya, melainkan juga seluruh orangtua di mana saja demi menumbuhkan generasi kritis yang islami."
-Lena Hanifah, S.H., L.L.M.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
Ph.D. Student di University of New South Wales, Australia

"Buku ini merupakan jawaban yang cerdas tentang cara mengajarkan anak agar mengenal Allah dan berakhlak, tanpa dicekoki doktrin keagamaan yang tak berdasar."
-Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog
Guru Besar Universitas Indonesia

[Mizan, Noura Books, Islam, Anak, Orangtua, Ibu, Pendidikan, Parenting, Indonesia]

Giới thiệu tác giả

Sa‘diah Lanre Said lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 2 Mei 1981, anak keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan Almarhum Muhammad Said Petta Lanre dan Almarhumah Andi Banunah Petta Paccing. Ayahnya pendiri Pondok Pesantren Darul Huffadh, Bone, Sulawesi Selatan, yang juga dikenal dengan Pondok 77.Masa enam tahun pertama pendidikannya ditempuh di SD 261 Tarasu, Bone. Pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah di Pesantren Putri Al-Mawaddah di Ponorogo, Jawa Timur. Sejenak di kampus IAIN Makassar (saat ini UIN Makassar) sebagai asisten dosen untuk bahasa Inggris dan mendalami Al-Quran di bawah bimbingan ayahnya sendiri. Tidak cukup hanya berkutat di dunia pesantren, pada pertengahan 2002 dia mencoba menjajaki kemampuan yang lain, di antaranya sebagai penyiar radio di Jawa Timur; trainer bahasa Inggris di Pare, Kediri; memberikan kursus seni dekorasi interior dan eksterior untuk anak-anak jalanan; melukis sketsa, dan sebagainya.Pada 2004 menikah dengan H. Zaenal Saleh Lc. MA. Selain mendalami penghafalan dan pemahaman Al-Quran dengan metode gerakan isyarat serta mampu mengisyaratkan 98% dari isi Al-Quran, dia aktif dalam seminar psikologi anak dan Al-Quran di berbagai yayasan dan sekolah. Terkenal di kalangan teman dan keluarganya sebagai wanita multitalenta, ibu dari Fayyez Muhammad Said dan Fiyyaz Muhammad Said ini pernah beberapa kali menjadi penulis skenario sekaligus sutradara dalam rangka memperingati Hari Persatuan Umat Sedunia (Wihdatul Ummah).Sebagai founder Metode ACQ (Aku Cinta Al-Quran) dan pemilik hak paten metode menghafal dan memahami Al-Quran dengan gerakan isyarat, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Darul Huffadh, dia aktif sebagai pelatih Metode ACQ di berbagai daerah di Indonesia, motivator di pesantren-pesantren, sekolah, dan dunia kampus.Buku yang masih dalam tahap penulisannya adalah:1.Aku Mampu Aku Bisa bersama Metode ACQ. Buku khusus yang dibuatnya sebagai hadiah persembahan kepada tunarungu Indonesia, yang telah lama mengidamkan adanya metode pembelajaran Al-Quran bagi mereka.2.Karena Aku Berbeda. Novel perjalanan, sisi lain seseorang yang mencari jati diri dan emosi spiritualnya.Untuk kontak penulis dialamatkan ke:Facebook: Bunda Fayyez FiyyazEmail: [e-mail] [e-mail] bergerak bersama Metode ACQ.[]