Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa seorang yang disebut-sebut buta huruf bisa memiliki pengikut dan umat yang sekarang ini mencapai sekitar 1,3 miliar di seluruh dunia. Bahkan menjadi seorang pemimpin negara yang sangat disegani di dunia, pada zamannya. Dan kemudian meletakkan dasar-dasar sistem berbangsa dan bernegara yang menjadikan umat Islam berjaya selama ratusan tahun sampai abad pertengahan.
Benarkah sang nabi buta huruf?
Sangat mengherankan, sang nabi yang katanya buta huruf itu meninggalkan warisan berupa sebuah kitab bertulis yang sangat agung dan terjaga keotentikannya sampai kini. Meskipun waktu sudah berlalu hampir 1500 tahun, tidak ada perubahan sedikit pun di dalamnya. Ada keanehan, masa’ seorang yang buta huruf justru mengajarkan dan mewariskan kitab bertulis yang sangat tinggi nilai sastranya, dan bahkan berisi ilmu pengetahuan serta tatanan hidup bermasyarakat yang sangat maju dan modern.
Tapi, bukankah Quran mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang ummi?
Jadi, benarkah sang nabi buta huruf?
Agus Mustofa adalah penulis yang sangat produktif. Setiap tiga bulan sekali selalu menerbitkan satu buku atau lebih. Dan itu sudah berjalan secara konsisten 16 tahun terakhir.
Alumni Teknik Nuklir UGM, Yogyakarta dan mantan wartawan itu telah menghasilkan lebih dari 60 judul buku. Sebagiannya diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Arab dan Melayu. Buku-bukunya dikenal secara populer sebagai Serial Diskusi Tasawuf Modern.
Anak mursyid tarekat di zaman Bung Karno, Syekh Djafri Karim, itu selama setahun tinggal di Kairo Mesir, untuk mengasah dan memperdalam pemikiran-pemikiran keagamaannya yang dikenal kritis & kontroversial.
Ketika di Mesir itu, ia melakukan perjalanan bersejarah menyusuri Sungai Nil sepanjang lebih dari 5000 km, yang ditulis setiap hari di koran-koran Grup Jawa Pos dan lantas disempurnakan menjadi buku Best Seller berjudul : “EKSPEDISI SUNGAI NIL, Sebuah Perjalanan Spiritual”.
Mantan wartawan berputera empat ini bertekad menulis terus sampai maut datang menjemput.